Show simple item record

dc.contributor.advisorHardjito, Linawati
dc.contributor.authorYuliana. Mextaria
dc.date.accessioned2023-10-19T03:18:28Z
dc.date.available2023-10-19T03:18:28Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127096
dc.description.abstractBiofouling dalam lingkungan laut merupakan akumulasi dan pelekatan organisme laut baik yang bersifat mikro maupun makro pada permukaan yang kontak dengan air laut. Organisme fouling terdiri dari microfouler seperti bakteri dan alga dan macrofouler seperti teritip dan serpulid. Keberadaan biota penempel ini menimbulkan gangguan dalam bidang pelayaran dan perikanan. Untuk itu perlu dilakukan pencegahan terhadap biota penempel tersebut. Selama ini pencegahan fouling dilakukan dengan menggunakan tributyltin (TBT) dan logam berat. Namun, selama 10 atau 15 tahun belakangan ini terbukti bahwa TBT terdegradasi sangat lambat di lingkungan sehingga terkonsentrasi dalam air laut dan sedimen. Toksisitas kronis TBT terjadi pada level µg/L. Akibat lain yang ditimbulkan adalah perubahan jenis kelamin invertebrata. Sehingga, International Maritim Organization (IMO) mangeluarkan resolusi yang melarang sepenuhnya penggunaan organotin pada permukaan kapal berlaku mulai 1 Januari 2008. Untuk itu perlu dicari alternatif bahan antifouling lain yang ramah lingkungan, mudah terurai dan dari sumber yang dapat diperbaharui. Dalam penelitian ini digunakan ekstrak hati ikan cucut lanyam (Carcharhinus limbatus), biji jarak pagar (Jatropha curcas Linn.) dan kulit pohon salam (Eugenia polyantha) untuk diuji aktivitas antifoulingnya. Pada penelitian tahap pertama dilakukan ekstraksi hati ikan cucut dengan metode rendering yang menghasilkan rendemen sebesar 47,29%. Minyak hati ikan cucut yang diperoleh dari metode rendering selanjutnya diekstrak masing-masing dengan pelarut kloroform, etil asetat, dan metanol dengan rendemen masing-masing sebesar 98,75%, 95,23%, dan 94,24%. Selain ekstraksi hati ikan cucut dengan metode rendering, dilakukan juga ekstraksi hati ikan cucut dengan pelarut organik. Ekstraksi hati ikan cucut dengan pelarut organik dilakukan secara bertingkat mulai dari pelarut non polar (kloroform), semi polar (etil asetat), dan pelarut polar (metanol). Ekstraksi hati ikan cucut dengan pelarut kloroform, etil asetat, dan metanol masing-masing menghasilkan rendemen sebesar 82,85%, 2,62%, 1,62%...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.subject.ddcBiji jarakid
dc.titleFormulasi dan uji aktivitas antifouling dari biji jarak pagar(Jatropha curcas Linn), kulit pohon salam(Eugenia polyantha) dan hati ikan cucut lanyam(Carcharhinus limbatus)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordekstrak hati ikan cucutid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record