dc.description.abstract | Pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktivitas ekonomi mendorong
pertumbuhan konsumsi listrik di Indonesia karena listrik merupakan bentuk
energi yang paling sesuai dan nyaman digunakan bagi masyarakat modern.
Pertumbuhan konsumsi listrik yang sangat besar membutuhkan ketersediaan
pasokan listrik yang juga besar. Apabila ketersediaan listrik tidak mampu
mengimbangi kebutuhan listrik, maka berbagai kegiatan sehari-hari tidak dapat
berjalan dengan optimal. Agar dapat terjadi keseimbangan antara ketersediaan
listrik dengan tingkat kebutuhan listrik, perlu dilakukan penghematan listrik.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap dan
perilaku penghematan listrik pada sektor rumahtangga di Kota Bogor. Secara
khusus, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik
rumahtangga pelanggan PLN, (2) menganalisis akses informasi pada
rumahtangga pelanggan PLN, (3) menganalisis gaya hidup pada rumahtangga
pelanggan PLN, (4) menganalisis sikap (aspek kognitif, afektif, dan konatif)
anggota rumahtangga mengenai penghematan listrik, (5) menganalisis persepsi
insentif dan disinsentif listrik pada rumahtangga pelanggan PLN, (6)
menganalisis hubungan antara sikap dengan perilaku penghematan listrik, (7)
menganalisis hubungan antara karakteristik rumahtangga dengan sikap dan
perilaku penghematan listrik, (8) menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku penghematan listrik.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross
sectional study. Lokasi penelitian dilakukan di gardu PLN cakupan wilayah UPJ
Bogor Kota, tepatnya di gardu Kedung Waringin Komplek (KDK) pada wilayah
Taman Cimanggu. Teknik pemilihan contoh adalah stratified random sampling.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan dari wawancara meliputi
data karakteristik rumahtangga contoh (pendapatan per kapita, pekerjaan suami
dan pekerjaan istri, biaya penggunaan listrik, daya listrik, besar anggota
rumahtangga, usaha rumahtangga yang dimiliki), akses informasi, gaya hidup,
persepsi insentif dan disinsentif listrik, dan pernyataan mengenai sikap (kognitif,
afektif, konatif) dan perilaku penghematan listrik, sedangkan data sekunder
didapatkan dari instansi yang terkait. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi
keadaan kecamatan Kedung Waringin yang diperoleh dari Kelurahan Kedung
Waringin, jumlah pelanggan PLN di Kota Bogor dan literatur daya listrik pada
rumahtangga. Data yang diperoleh kemudian di-coding, di-entry, dan di-cleaning
menggunakan program Microsoft Excel dan dianalisis menggunakan program
SPSS 17 for windows.
Usia contoh berkisar antara 17 hingga 79 tahun. Persentase terbesar usia
contoh berada pada tahap dewasa akhir, yaitu 41 tahun hingga 50 tahun
(41,6%). Jenis kelamin contoh sebagian besar adalah perempuan dengan
persentase 69,9 persen. Tingkat pendidikan contoh umumnya adalah sarjana
(36,3%). Rata-rata pendapatan per kapita contoh sudah berada diatas garis
kemiskinan BPS 2009 (Rp 222.123,00) dengan persentase pendapatan per
kapita terbesar (66,4%) berkisar antara Rp 222.123,00 hingga Rp 1.700.000,00.
Pekerjaan utama suami didominasi oleh PNS (34,5%) sedangkan istri umumnya
adalah ibu rumahtangga (64,6%). Lebih dari separuh contoh (55,8%) berasal dari
keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga empat orang. Sebagian besar
contoh (88,5%) tidak memiliki usaha rumahtangga dan rata-rata biaya
penggunaan listrik contoh perbulan adalah Rp 100.000,00 hingga Rp 170.000,00.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai akses informasi penghematan
listrik, televisi merupakan media yang menyampaikan informasi penghematan
listrik yang paling banyak terhadap contoh (97,3%) sedangkan PLN merupakan
pemberi informasi yang paling dipercaya oleh contoh (55,8%). Contoh memiliki
gaya hidup yang berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 95,6
persen. | id |