Analisis perputaran tenaga kerja dan perencanaan kebutuhan tenaga kerja di PT.Erlangga Rattan, Cirebon

Abstract

Memasuki masa Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II, sektor agribisnis siap untuk dikembangkan. Pengembangan agribisnis terutama ditekankan pada subsistem pengolahan karena berperan penting dalam pengolahan pasca panen, menambah devisa negara dan penyerapan tenaga kerja. Kebijaksanaan mengenai larangan ekspor rotan mentah melalui Keputusan Menteri Perdagangan Tanggal 7 Oktober 1986 No. 274/Kp/X/1986. Kebijaksanaan ini mendorong kebijaksanaan lainnya sehingga pada tahun 1989 pemerintah menekankan kembali larangan perdagangan rotan setengah jadi di pasaran dunia. PT Erlangga Rattan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan rotan barang jadi yang mampu menyerap 450 tenaga kerja dari lingkungan sekitarnya. Peningkatan sumberdaya manusia baik secara kuantitas maupun kualitas akan membantu program pemerintah dalam mengatasi pengangguran yang sedang bergejolak terutama di wilayah kerja perusahaan. lndustri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak diberlakukannya larangan ekspor rotan mentah dan rotan setengah jadi. Secara keseluruhan industri pengolahan rotan meningkat dari 175 unit (1987) menjadi 588 unit (1996), meningkat sekitar 236 persen dalam 1O tahun terakhir. Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri ini sebesar 61 863 orang (1987) meningkat menjadi 199 220 orang (1996). Meningkat sebesar 137357 orang atau sekitar 220 persen.