Analisis perilaku konsumen terhadap warung bakso kota Cakman Bogor Buka 24 Jam
Abstract
Perubahan gaya hidup masyarakat Kota Bogor akibat meningkatnya
aktivitas diluar rumah menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan dan cara
makan masyarakat. Saat ini, masyarakat kota Bogor cenderung lebih memilih
untuk mengkonsumsi makanan di luar rumah, mulai dari Warung makan pingir
jalan sampai restoran-restoran mewah yang menyediakan berbagai macam
hidangan. Hal ini disebabkan karena semakin terbatasnya waktu untuk memasak
dan mengolah makanan sendiri.
Warung Bakso Kota Cakman sebagai salah satu restoran yang menyajikan
berbagai macam hidangan, saat ini telah menjadi alternatif pilihan tempat makan
yang digemari di Kota Bogor. Pada awal berdirinya, Warung Bakso Kota Cakman
memfokuskan target pasarnya bagi konsumen rumah tangga. Namun seiring
dengan perkembangannya, Warung Bakso Kota Cakman mengalami pergeseran
target pasar dimana konsumen yang membeli di Warung Bakso Kota Cakman
didominasi oleh kawula muda. Keadaan tersebut merupakan tantangan dan
peluang bagi pihak Warung bakso Kota Cakman Bogor untuk lebih memahami
keinginan konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengindetifikasi karakteristik konsumen
Warung Bakso Kota Cakman Bogor, menganalisis proses keputusan pembelian
yang dilakukan konsumen Warung Bakso Kota Cakman Bogor, menganalisis
tingkat kepentingan dan kinerja atribut serta komitmen konsumen terhadap atribut
dan pelayanan Warung Bakso Kota Cakman Bogor. Metode analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, Importance Performance
Analysis (IPA), dan analisis Costumer Satisfaction Index (CSI).
Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik konsumen Warung Bakso
Kota Cakman, yaitu sebagian besar berusia muda (25-34 tahun), jenis kelamin
laki-laki, berprofesi sebagai pegawai swasta, pendidikan terakhir SLTA, belum
menikah dan rata-rata tingkat pendapatan per bulan (uang saku per bulan bagi
pegawai swasta) sebesar Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000. hasil analisis proses
keputusan pembelian konsumen Warung Bakso Kota Cakman Bogor adalah
konsumen melakukan pembelian produk untuk memperoleh mamfaat sebagai
makanan selingan dan dengan alasan sedang lapar atau haus.
Sumber informasi bagi konsumen mengenai keberadaan Warung Bakso
Kota Cakman Bogor serta menu dan harga yang ditawarkannya diperoleh dari
teman atau kenalan. Faktor awal yang dipertimbangkan serta fokus perhatian
konsumen untuk melakukan pembelian terletak pada lokasi Warung Bakso Kota
Cakman Bogor yang strategis. Kunjungan yang dilakukan konsumen tergantung
situasi, dengan frekuensi kunjungan satu sampai dua kali dalam sebulan.
Mayoritas konsumen sudah mempunyai loyalitas terhadap Warung Bakso Kota
Cakman Bogor dan konsumen tetap akan melakukan kunjungan kembali dilain
waktu. Waktu yang umumnya dipilih dalam melakukan kunjungan adalah pada
hari libur dan melakukan kunjungan atas inisiatif diri responden sendiri.
Kunjungan yang dilakukan dipengaruhi rasa lapar atau haus. Hal yang sama juga
berlaku pada pengaruh budaya terhadap pola makan konsumen.
Penilaian tingkat kepuasan konsumen Warung Bakso Kota Cakman Bogor
dengan metode Importance Performance Analysis, terhadap empat atribut yang
merupakan prioritas utama untuk perbaikan restoran. Keempat atribut tersebut
yaitu sarana parkir yang memadai, kebersihan ruang dinning dalam restoran,
kebersihan wastafel dan toilet, serta musik dan Sound system. Berdasarkan nilai
Indeks Kepuasan Pelanggan atau Costumer Satisfaction Index (CSI), diketahui
bahwa keseluruhan atribut fisik restoran dan atribut produk Warung Bakso Kota
Cakman Bogor sudah memuaskan konsumennya.
Alternatif strategi peningkatan kinerja restoran yang dapat dilakukan oleh
pihak Warung Bakso Kota Cakman Bogor berdasarkan hasil Importance
Performance Analysis adalah penataan sarana parkir dengan baik, peningkatan
kebersihan wastafel dan toilet, kebersihan dinning dalam restoran, serta
pengurangan volume musik atau Sound system. Hal ini dikarenakan keempat
atribut tersebut berada pada kuadran satu, dimana konsumen menganggap tingkat
kepentingannya tinggi namun tingkat kinerjanya rendah. Hal-hal yang terkait
dengan atribut fisik restoran, dan atmosfer restoran belum perlu untuk dilakukan
tindakan perbaikan karena atribut tersebut kurang penting menurut konsumen.
Atribut-atribut yang perlu dipertahankan kinerjanya oleh pihak restoran
Warung Bakso Kota Cakman Bogor antara lain atribut variasi menu dan harga
yang ditawarkan, kehigienisan, rasa, kepraktisan dan kebersihan kemasan bawa
pulang, sikap pramusaji, dan kenyamanan ruang dinning. Untuk pengetahuan
pramusaji, penerangan dan pencahayaan ruangan, porsi makanan dan minuman,
serta aroma ruangan dinilai oleh konsumen memiliki tingkat kinerja yang
berlebihan, sehingga perlu dikurangi. Langkah yang dapat dilakukan untuk
mengatasinya adalah dapat berupa penurunan alokasi sumberdaya (ekonomi) yang
terkait dengan atribut tersebut atau tetap mempertahankan kinerjanya dengan
harapan tingkat kepentingan atribut yang bersangkutan dapat meningkatkan di
waktu mendatang. Berdasarkan pengamatan, kinerja lainnya yang perlu
ditingkatkan adalah pelaksanaan traffic bagi kemudahan konsumen sebaiknya
tidak hanya berfokus pada ruang dinning dalam restoran, tetapi ruang dinning luar
restoran sebaiknya juga ditata. Selain itu kegiatan promosi sebaiknya juga lebih
ditingkatkan. Promosi dapat dilakukan melalui media cetak dan elektronik,
”happy Hours” pada waktu-waktu sepi pengunjung, Leaflet berwarna yang
didesain dengan menarik dan menunjukkan keistimewaan restoran, pemasangan
umbul-umbul dan spanduk di tempat strategis, serta pemasangan papan penunjuk
yang menunjukkan keberadaan Warung Bakso Kota Cakman Bogor.
Collections
- UT - Agribusiness [4530]