Performa Itik Cihateup dan Itik Alabio serta Itik Cihateup-Alabio Umur 0-10 Minggu yang Diberi Pakan Berbeda
Abstract
Itik lebih banyak dikembangkan oleh peternak rakyat di daerah pedesaan dengan keterbatasan nutrien pakan dan manajemen pemeliharaan. Pakan yang biasanya diberikan oleh peternak rakyat berupa dedak padi dan keong sawah. Salah satu bahan pakan alternatif yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dengan harga yang lebih rendah dan relatif melimpah adalah limbah sawi hijau. Tujuan penelitian ini adalah mengukur dan membandingkan performa itik cihateup dan itik alabio serta itik cihateup umur 0-10 minggu dengan pemberian pakan yang memanfaatkan limbah sawi hijau. Metode penelitian adalah persiapan kandang dan peralatan, pemeliharaan dan pengumpulan data. Data dianalisis menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial 3x2. Faktor utama adalah rumpun itik (alabio, cihateup dan cihateup-alabio) dan faktor kedua adalah perlakuan pakan yaitu P0 (pakan komersial finisher 90% dan dedak 10%) dan P1 (pakan komersial finisher 77.4%, dedak 22.1% dan limbah sawi hijau 0.5%) dengan 3 kelompok periode penetasan. Peubah yang diukur antara lain konsumsi pakan, konsumsi protein pakan, bobot badan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, mortalitas dan efisiensi ekonomi. Itik cihateup-alabio memiliki performa yang lebih baik dibandingkan itik alabio dan itik cihateup seperti bobot badan awal, bobot badan akhir, pertambahan bobot badan dan konversi pakan. Secara ekonomi, ketiga rumpun itik yang diberi pakan yang disusun dari pakan komersial 77.4%, dedak 22.1%, sawi 0.5% lebih menguntungkan dibandingkan ketiga rumpun itik yang diberi pakan yang terdiri dari pakan komersial 90% dan dedak 10%.