dc.description.abstract | Rumah Tempe Indonesia (RTI) merupakan industri tempe baru yang
modern di Bogor. Sebagai sebuah unit usaha RTI memiliki tujuan untuk
memaksimumkan keuntungan dan mengalokasikan sumber daya sebaik mungkin.
Sumber daya yang terbatas dan keputusan produksi yang bergantung pada job
order menjadi kendala yang harus dihadapi. Kondisi produksi RTI dirumuskan
dalam model linear yang dikenal dengan linear programming (LP). Model
tersebut diolah untuk mencari kombinasi produksi yang menggambarkan kondisi
produksi aktual. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kombinasi dan tingkat
produksi tempe di RTI belum mencapai kondisi optimal karena masih terdapat
sumber daya yang berlebih ketersediaannya, yaitu: kedelai, ragi, kemasan, jam
kerja TKL, jam kerja mesin pemecah kedelai, jam kerja mesin mixer kedelai, dan
jam kerja mesin sealer. Job order menjadi kendala bagi RTI dalam mencapai
tingkat produksi yang optimal. Akibat adanya job order, RTI masih berproduksi
di bawah kapasitas produksinya padahal RTI memiliki akses terhadap sumber
daya yang lebih banyak lagi. RTI dapat meningkatkan produksi sesuai dengan
kapasitasnya melalui peningkatan penggunaan dan ketersediaan kedelai serta
sumber daya lainnya. Dengan demikian, RTI dapat meningkatkan keuntungannya
hingga 105.90 persen dari keuntungan awal pada kondisi aktual. Peningkatan
produksi harus diiringi dengan peningkatan promosi sehingga tidak ada produk
yang terbuang. Peningkatan promosi dan penjualan terhadap brand RTI sendiri,
tempe “Kita”, akan mengurangi ketergantungan produksi terhadap job order,
bahkan memberikan keuntungan yang lebih besar lagi bagi RTI. | id |