Stabilitas Oksidatif dan Sifat Pembakaran Bi-odiesel dengan Penambahan Bioaditif Berbasis Minyak Atsiri
View/ Open
Date
2017Author
Wahyuningsih, Sri Mei Cica
Setyaningsih, Dwi
Permatasari, Niken Ayu
Metadata
Show full item recordAbstract
Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan yang terbuat dari minyak nabati atau hewani. Biodiesel memiliki kelemahan yaitu mudah teroksidasi akibat asam lemak penyusunnya sehingga cenderung kurang stabil. Rendahnya stabilitas biodiesel dapat meningkatkan kandungan asam lemak bebas, menaikkan viskositas, dan terbentuknya gum serta sedimen yang dapat merugikan pembakaran. Penambahan zat aditif sebagai antioksidan merupakan solusi untuk meningkatkan kestabilan dan efisiensi energi pada penggunaan biodiesel. Kestabilan biodiesel diketahui dengan melakukan penyimpanan pada suhu 25oC, 37oC, dan 60oC selama empat minggu dengan perlakuan penambahan zat aditif minyak sereh wangi dan bioaditif merek X, serta melakukan uji konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dan uji emisi untuk mengetahui sifat pembakarannya. Parameter stabilitas oksidasi yang diukur meliputi viskositas, bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan iodium, kadar ester metil dan kestabilan oksidasi metode Rancimat. Suhu dan lama penyimpanan secara umum menaikkan nilai viskositas, bilangan asam, dan bilangan peroksida, serta menurunkan kadar ester metil, bilangan iod, dan kestabilan oksidasi biodiesel B100. Penambahan bioaditif merek X pada biodiesel B100 mampu meningkatkan kestabilan oksidasi lebih baik daripada minyak sereh wangi yang ditandai dengan umur simpan lebih lama yaitu 84.72 hari dengan parameter bilangan asam dan 70.61 hari dengan parameter bilangan peroksida. Bioaditif merek X mampu menurunkan SFC sebesar 17% pada biodiesel B20 dan 10% pada B100 serta menurunkan kadar emisi NO, NOx, CO, CO2, SO2, SO lebih baik daripada minyak sereh wangi.