Pengendalian Mutu pada Proses Pembekuan Udang menggunakan Statistical Process Control (SPC) Studi Kasus : PT Lola Mina Jakarta Utara.
Abstract
Mutu sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu produk (barang dan atau jasa) yang dihasilkan agar memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna meningkatkan kepuasan pelanggan. Pengendalian mutu adalah suatu aktivitas keteknikan atau manajemen yang dengan aktivitas itu dapat diukur ciri-ciri kualitas produk dan membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan perbaikan yang sesuai apabila terjadi ketidaksesuaian dengan spesifikasi. Pengendalian mutu proses pembekuan udang di PT Lola Mina dianalisis dengan metode Statistical Process Control (SPC). Pengendalian mutu bertujuan mengetahui efektivitas dan efisiensi pengendalian mutu pada proses pembekuan udang dengan metode Statistical Process Control (SPC) pada industri udang beku tanpa kepala. Tahapan proses yang diamati adalah tahapan proses yang dianggap kritis oleh perusahaan. Tahapan kritis pada kajian penelitian ini adalah cacat/defect pada penerimaan bahan baku, pemotongan kepala, suhu pusat udang setelah pembekuan dan penimbangan produk akhir per kemasan. Kajian ini difokuskan pada optimalisasi data-data hasil pencatatan di lapangan. Hasil evaluasi terhadap tahapan proses yang tergolong kategori tahapan kritis oleh perusahaan meliputi risiko bahaya mutu (wholesomeness) dan penipuan ekonomi (economic fraud) menunjukkan sebagian besar tahapan pada kondisi stabil dan cukup mampu untuk menghasilkan produk pada tingkat kegagalan 3,4 per satu juta kali kesempatan, terhadap kesesuaian dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pembeli. Hasil kajian memperoleh nilai kapabilitas proses (Cp) pada tahap penerimaan bahan baku sebesar 3,58, tahapan pemotongan kepala sebesar 3,63, tahapan pembekuan sebesar 1,13 dan penimbangan berat produk per kemasan 1,07. Diagram Ishikawa menunjukkan penyebab proses produksi tidak berjalan sesuai dengan efektivitas spesifikasi. Produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi merupakan indikator proses tidak berjalan dengan prosedur yang ada pada perusahaan. Dengan kondisi demikian, maka PT Lola Mina harus mengadakan tindakan pencegahan dan mereduksi variasi yang ada dalam proses pembekuan dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab masalah tersebut. Identifikasi faktor penyebab masalah tersebut menggunakan diagram sebab akibat menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan variasi pada tiap tahapan proses yang dikaji digolongkan dalam lima faktor utama, yaitu mesin, metode, material, manusia dan manajemen. Implementasi prinsip 6S, yaitu sort, stabilize, shine, standardize, safety dan sustain diterapkan pada area proses pembekuan. Efisiensi dapat ditingkatkan dengan penerapan Lean Six Sigma.