Klasifikasi Tutupan Lahan Menggunakan Data Unmanned Aerial Vehicle (UAV) di RPH Gobang dan Leuwiliang BKPH Jasinga - Leuwiliang KPH Bogor.
View/ Open
Date
2018Author
Pangestika, Tiara Putri Yasmin
Saleh, M Buce
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan penginderaan jauh dalam pemantauan penutupan lahan adalah
salah satu mekanisme yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) untuk memotret kondisi hutan secara cepat, untuk
menghasilkan informasi penutupan hutan Indonesia. Unmanned Aerial Vehicle
(UAV) merupakan salah satu alternatif teknologi penginderaan jauh yang tidak
memerlukan banyak tenaga kerja, memiliki data yang lebih rinci, cepat, dan
akurat. Foto udara direkam menggunakan wahana UAV yang kemudian diproses
orthomosaic menjadi orthophoto. Proses pengambilan data lapang dipengaruhi
beberapa faktor seperti kecepatan terbang, tinggi terbang, overlap, cuaca dan
topografi di areal penerbangan. Pengambilan data lapang di RPH Gobang dan
Leuwiliang dilakukan dengan metode purposive sampling yang berjumlah 54 titik
pengamatan lapang yang diklasifikasikan menurut tegakan dan non tegakan,
komposisi jenis, umur, ukuran, dan heterogenitas menghasilkan 21 kelas tutupan
lahan. Interpretasi citra secara visual dilakukan dengan melihat elemen dasar
interpretasi. Kelas hutan di RPH Gobang dan Leuwiliang memiliki perbedaan
dengan kondisi tutupan lahan yang sebenarnya. Perbedaan tersebut terjadi karena
adanya perubahan tutupan lahan yang cepat ataupun kurang detailnya klasifikasi
tutupan lahan di Perhutani.