Show simple item record

dc.contributor.advisorIstiqomah., Asti
dc.contributor.authorIryaningsih, Shinta
dc.date.accessioned2023-09-20T04:06:39Z
dc.date.available2023-09-20T04:06:39Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124987
dc.description.abstractTaman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) areal sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Merangin–Tembesi pada sebagian kawasannya mengalami penurunan tutupan hutan dan gangguan habitat Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatraensis) sehingga Forest Programme II akan melaksanakan aksi restorasi hutan pada areal tersebut, salah satunya di Desa Selampaung, Kabupaten Kerinci. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap hutan TNKS; (2) mengestimasi nilai ekosistem hutan yang hilang dan biaya restorasi hutan; (3) mengidentifikasi stakeholder yang berpotensi terlibat; dan (4) menganalisis strategi prioritas pada pelaksanaan aksi restorasi hutan TNKS yang akan dilaksanakan di Desa Selampaung, Kabupaten Kerinci. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, habitat equivalency analysis, analisis stakeholder, dan analytical hierarchy process. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat memahami fungsi dan peran hutan TNKS serta manfaat dari aksi restorasi hutan TNKS yang memiliki dampak langsung terhadap kehidupan mereka. Di samping itu, mayoritas masyarakat berpersepsi bahwa pelaksanaan aksi restorasi hutan TNKS seharusnya dilaksanakan secara kolaborasi disertai sosialisasi terlebih dahulu mengenai kelestarian hutan dan juga pengawasan rutin. Skenario terbaik untuk restorasi yaitu pada rasio restorasi sebesar satu dengan tingkat suku bunga berdasarkan Bank Indonesia 7–Day Repo Rate (4,75%) disertai pemantauan kombinasi (perpaduan antara penggunaan drone dan ground check langsung) sehingga luas lahan yang harus direstorasi seluas 779,615 hektar dengan total biaya sebesar Rp13.309.030.700. Stakeholder pada tingkat kepentingan dan pengaruh tinggi yaitu Balai Besar TNKS, Direktorat Kawasan Konservasi dan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Fauna and Flora International, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kerinci, dan Mitra Aksi Foundation. Pada strategi pelaksanaan, aktor yang paling berpengaruh terhadap aksi restorasi hutan TNKS yaitu Balai Besar TNKS dengan kriteria ekologi, alternatif restorasi berbasis HEA dengan melibatkan masyarakat, dan pelaksanaan pemantauan langsung secara rutin idealnya dijadikan prioritas utama.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEconomic and Management-Resources and Environmentalid
dc.titleStrategi Aksi Restorasi Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (Studi Kasus: Desa Selampaung, Kabupaten Kerinci)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordhabitat equivalency analysisid
dc.subject.keywordforest restorationid
dc.subject.keywordanalytical hierarchy processid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record