Strategi Aksi Restorasi Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (Studi Kasus: Desa Selampaung, Kabupaten Kerinci)
Abstract
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) areal sub Daerah Aliran Sungai
(DAS) Merangin–Tembesi pada sebagian kawasannya mengalami penurunan
tutupan hutan dan gangguan habitat Harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatraensis) sehingga Forest Programme II akan melaksanakan aksi restorasi
hutan pada areal tersebut, salah satunya di Desa Selampaung, Kabupaten Kerinci.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi persepsi masyarakat
terhadap hutan TNKS; (2) mengestimasi nilai ekosistem hutan yang hilang dan
biaya restorasi hutan; (3) mengidentifikasi stakeholder yang berpotensi terlibat;
dan (4) menganalisis strategi prioritas pada pelaksanaan aksi restorasi hutan
TNKS yang akan dilaksanakan di Desa Selampaung, Kabupaten Kerinci. Metode
yang digunakan adalah analisis deskriptif, habitat equivalency analysis, analisis
stakeholder, dan analytical hierarchy process. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mayoritas masyarakat memahami fungsi dan peran hutan TNKS serta
manfaat dari aksi restorasi hutan TNKS yang memiliki dampak langsung terhadap
kehidupan mereka. Di samping itu, mayoritas masyarakat berpersepsi bahwa
pelaksanaan aksi restorasi hutan TNKS seharusnya dilaksanakan secara kolaborasi
disertai sosialisasi terlebih dahulu mengenai kelestarian hutan dan juga
pengawasan rutin. Skenario terbaik untuk restorasi yaitu pada rasio restorasi
sebesar satu dengan tingkat suku bunga berdasarkan Bank Indonesia 7–Day Repo
Rate (4,75%) disertai pemantauan kombinasi (perpaduan antara penggunaan
drone dan ground check langsung) sehingga luas lahan yang harus direstorasi
seluas 779,615 hektar dengan total biaya sebesar Rp13.309.030.700. Stakeholder
pada tingkat kepentingan dan pengaruh tinggi yaitu Balai Besar TNKS, Direktorat
Kawasan Konservasi dan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati
(Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Fauna and Flora International,
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kerinci, dan Mitra Aksi Foundation. Pada
strategi pelaksanaan, aktor yang paling berpengaruh terhadap aksi restorasi hutan
TNKS yaitu Balai Besar TNKS dengan kriteria ekologi, alternatif restorasi
berbasis HEA dengan melibatkan masyarakat, dan pelaksanaan pemantauan
langsung secara rutin idealnya dijadikan prioritas utama.
Collections
- UT - Agribusiness [4402]