Kajian Pengendalian Persediaan Produk Rosasol Pada PT ASABI Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)
Abstract
Pemupukan merupakan salah satu faktor terpenting dalam upaya
meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman. Pupuk Rosasol merupakan salah
satu pupuk NPK yang dijual PT ASABI. Persaingan penjualan pupuk NPK
menjadi tantangan besar yang harus dihadapi PT ASABI. Peningkatan daya saing
sangat diperlukan perusahaan dengan melakukan efisiensi biaya persediaan..
Metode EOQ merupakan salah satu metode pengendalian persediaan yang dapat
menentukan kuantitas pemesanan dan frekuensi pemesanan optimal agar biaya
persediaan total minimal. Perusahaan dapat mempertimbangkan metode EOQ
sebagai salah satu alternatif metode pengendalian persediaan rosasol.
Penelitian memiliki bertujuan untuk (1) mengidentifikasi sistem
pengendalian persediaan rosasol yang dilakukan PT ASABI selama tahun 2010,
(2) menganalisis sistem pengendalian persediaan rosasol dengan menggunakan
metode EOQ, (3) menganalisis perbandingan biaya persediaan antara sistem
pengendalian persediaan rosasol yang dilakukan perusahaan dengan metode EOQ.
Penelitian dilakukan pada PT ASABI, Bogor pada bulan Maret-Mei 2011. Data
primer diperoleh dari wawancara dengan manajer pemasaran dan manajer supply
chain, serta data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka, internet, serta
dokumen perusahaan (data penjualan, laporan keuangan, dan data gudang) yang
relevan dengan topik penelitian
Perusahaan melakukan pemesanan rosasol kepada Rosier selama tahun 2010
sebesar 42.000 kg. Pemesanan dilakukan bagian pemasaran dengan mengirimkan
dokumen purchase order ke pemasok. Waktu tunggu pemesanan yang terjadi
pada tahun 2010 yaitu 6 bulan dengan kedatangan rosasol sampai ke gudang
perusahaan pada bulan agustus. Bagian supply chain bertanggung jawab
melakukan penyimpanan rosasol dengan melakukan pencatatan barang yang
keluar-masuk gudang dan menjaga kelembapan dan kadar air rosasol selama di
gudang.
Analisis pengendalian persediaan dengan metode EOQ menghasilkan
kuantitas pemesanan yang optimal untuk rorasol sebesar 20.287,78 kg dengan
frekuensi pemesanan sebanyak satu kali dalam setahun. Perusahaan harus
melakukan pemesanan kembali (ROP) saat tingkat persediaan rosasol di gudang
sebesar 22.701 kg dengan persediaan pengaman (SS) sebesar 3.243 kg. Jarak
waktu antar pesanan yang dilakukan antara pemesanan yang satu dengan
pemesanan berikutnya yaitu 9 bulan.
Analisis perbandingan biaya persediaan dilakukan antara pengendalian
persediaan yang dilakukan perusahaan dengan metode EOQ. Pengendalian
persediaan yang dilakukan perusahaan menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp
92.721.729. Sedangkan biaya persediaan dengan pengendalian persediaan EOQ
menghasilkan biaya persediaan Rp 80.427.971. Penghematan sebesar Rp
12.293.755 atau 13.3% dapat terjadi apabila perusahaan melakukan pengendalian
persediaan dengan metode EOQ.
Collections
- UT - Management [3373]