dc.contributor.advisor | Sugiarto, Sugiarto | |
dc.contributor.advisor | Sunarti, Titi Candra | |
dc.contributor.author | Akbar, M. Rifqi Kelvin | |
dc.date.accessioned | 2023-09-11T00:02:46Z | |
dc.date.available | 2023-09-11T00:02:46Z | |
dc.date.issued | 2023-09 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124595 | |
dc.description.abstract | Pondok Sagu Metro merupakan unit usaha pengolahan pangan yang
mengembangkan sagu menjadi produk mi sebagai bentuk hasil proyek kerjasama
antara Pondok Pesantren Al-Qur’an Wal Hadis dengan Kementerian Pertanian.
Permasalahan yang dihadapi Pondok Sagu Metro adalah proses pengeringan
menggunakan alat pengering rumah kaca yang membutuhkan waktu lama dan
material kemasan yang digunakan memiliki harga yang mahal. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk mendesain proses pengeringan misagu dan mencari
alternatif material kemasan yang digunakan dengan harga yang lebih murah.
Alternatif solusi yang dilakukan adalah (1) mengganti bobot mi basah 100 g
menjadi 50 + 50 g, (2) mengganti loyang pengering dengan loyang berlubang, dan
(3) mengganti material kemasan multi layer menjadi kemasan Polypropylene (PP).
Parameter yang diuji adalah durasi pengeringan, kadar air, laju pengeringan, dan
perubahan uap air kemasan. Hasil dari percobaan didapatkan hasil terbaik pada
prototipe 1 dengan bobot mi 50 + 50 g dan menggunakan loyang berlubang dengan
kadar air akhir 8,33%bb dengan waktu pengeringan 180 menit. Pengeringan rumah
kaca telah memenuhi standar kadar air sesuai dengan SNI 01-3551-2012 yakni
kadar air tidak melebihi 14,5%bb. Kemasan PP memiliki ketahanan terhadap
perubahan uap air yang ditandai dengan tidak adanya peningkatan bobot produk
setelah disimpan. | id |
dc.description.abstract | Pondok Sagu Metro merupakan unit usaha pengolahan pangan yang
mengembangkan sagu menjadi produk mi sebagai bentuk hasil proyek kerjasama
antara Pondok Pesantren Al-Qur’an Wal Hadis dengan Kementerian Pertanian.
Permasalahan yang dihadapi Pondok Sagu Metro adalah proses pengeringan
menggunakan alat pengering rumah kaca yang membutuhkan waktu lama dan
material kemasan yang digunakan memiliki harga yang mahal. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk mendesain proses pengeringan misagu dan mencari
alternatif material kemasan yang digunakan dengan harga yang lebih murah.
Alternatif solusi yang dilakukan adalah (1) mengganti bobot mi basah 100 g
menjadi 50 + 50 g, (2) mengganti loyang pengering dengan loyang berlubang, dan
(3) mengganti material kemasan multi layer menjadi kemasan Polypropylene (PP).
Parameter yang diuji adalah durasi pengeringan, kadar air, laju pengeringan, dan
perubahan uap air kemasan. Hasil dari percobaan didapatkan hasil terbaik pada
prototipe 1 dengan bobot mi 50 + 50 g dan menggunakan loyang berlubang dengan
kadar air akhir 8,33%bb dengan waktu pengeringan 180 menit. Pengeringan rumah
kaca telah memenuhi standar kadar air sesuai dengan SNI 01-3551-2012 yakni
kadar air tidak melebihi 14,5%bb. Kemasan PP memiliki ketahanan terhadap
perubahan uap air yang ditandai dengan tidak adanya peningkatan bobot produk
setelah disimpan. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | Desain Pengeringan Mi Sagu Menggunakan Pengeringan Rumah Kaca dan Penggunaan Material Kemasan Alternatif Mi Sagu Kering | id |
dc.title.alternative | Design of Sago Noodle’s Drying by Using a Greenhouse Dryer and the Utilization of Alternative Packaging Material for Dried Sago Noodle | id |
dc.type | Undergraduate Thesis | id |
dc.subject.keyword | drying rate | id |
dc.subject.keyword | greenhouse drying | id |
dc.subject.keyword | packaging materials | id |
dc.subject.keyword | sago noodles | id |