Penggunaan kombinasi ekstrak dan serbuk buah pinus (Pinus merkusii) pada maskulinisasi ikan nila merah (Oreochromis sp.)
Date
2023Author
Hamsyana, Fadly Adams
Sudrajat, Agus Oman
Soelistyowati, Dinar Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan nila jantan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan
dengan ikan nila betina. Maskulinisasi pada ikan nila dilakukan untuk mempercepat
masa produksi ikan dengan metode budidaya monoseks. Proses maskulinisasi dapat
dilakukan dengan pemberian hormon androgen untuk menginduksi pengarahan
kelamin jantan pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
penggunaan ekstrak dan serbuk buah pinus dengan metode perendaman dan
suplementasi dalam pakan pada larva ikan nila berumur 5 hari selama 60 hari
pemeliharaan. Terdapat empat perlakuan yaitu perendaman dengan ekstrak buah
pinus dosis 0,2 ml.L-1
air selama 10 jam (I), perendaman dengan ekstrak buah pinus
dan suplementasi serbuk buah pinus dalam pakan dosis 0,5 g/kg pakan (IS0,5),
perendaman dengan ekstrak buah pinus dan suplementasi serbuk buah pinus dalam
pakan pakan dosis 1g/kg pakan (IS 1,0) dibandingkan dengan perlakuan kontrol
tanpa penggunaan ekstrak maupun serbuk buah pinus (K). Nilai nisbah kelamin
jantan tertinggi yang dihasilkan yaitu pada perlakuan IS 1,0 sebesar 74,17±1,67%,
dibandingkan dengan perlakuan IS 0,5 sebesar 66,67±7,20%, perlakuan I sebesar
61,67 ± 4,30% dan perlakuan kontrol sebesar 55,00±7,93 %. Berdasarkan penelitian
ini, perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan IS 1,0 dengan perbedaan sebesar
19.17% dibandingkan perlakuan kontrol. Sintasan ikan tertinggi yang didapatkan
pada perlakuan IS 1,0 memiliki nilai sebesar 95,5±1,0 % Male tilapia fish have faster growth compared to female tilapia.
Masculinization in tilapia is performed to accelerate fish production using the
monosex culture method. The masculinization process can be achieved by
administering androgen hormones to induce male sex determination in the fish. This
study aims to determine the effectiveness of using pine fruit extract and powder
through immersion and supplementation methods in the diet of 5-day-old tilapia
larvae for a 60-day rearing period. There are four treatments: immersion with pine
fruit extract at a dosage of 0.2 ml/L of water for 10 hours (I), immersion with pine
fruit extract and supplementation of pine fruit powder in the diet at a dosage of 0.5
g/kg of feed (IS 0.5), immersion with pine fruit extract and supplementation of pine
fruit powder in the diet at a dosage of 1 g/kg of feed (IS 1.0), compared to the
control treatment without the use of extract or pine fruit powder (K). The highest
male sex ratio obtained was in the IS 1.0 treatment, which amounted to 74.17 ±
1.67%, compared to the IS 0.5 treatment at 66.67 ± 7.20%, the I treatment at 61.67
± 4.30%, and the control treatment at 55.00 ± 7.93%. Based on this study, the best
treatment was found in the IS 1.0 treatment with a difference of 19.17% compared
to the control treatment. The highest fish survival rate obtained in the IS 1.0
treatment was 95.5 ± 1.0%.
Collections
- UT - Aquaculture [1981]