Penanganan Pascapanen Kale (Brassica oleracea var. acephala) di Rumah Sayur Cisarua
Abstract
Kale (Brassica oleracea var. acephala) merupakan komoditas hortikultura dengan nilai ekonomi yang tinggi karena mengandung nutrisi yang penting bagi kesehatan tubuh. Sumber nutrisi yang terkandung pada setiap 100 g kale yaitu karbohidrat, lemak, protein kasar, air, serat kasar, abu, dan energi. Kale juga mengandung vitamin, mineral, dan kaya akan senyawa antioksidan. Banyaknya peminat kale dari berbagai daerah dan negara, maka perlu dilakukan pascapanen yang memadai agar mutu dan kesegaran kale dapat terjaga selama pengiriman ke konsumen. Namun, pada Rumah Sayur Cisarua yang berlokasi di Kabupaten Bandung Barat belum dilakukan penanganan pascapanen yang memadai sehingga kale mengalami penurunan mutu hanya dalam waktu 6 – 8 jam. Penelitian ini bertujuan merancang penanganan pascapanen untuk kale guna mempertahankan mutu dan kesegarannya. Penanganan pascapanen hortikultura dapat dilakukan dengan heat shock dan hydrocooling. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui efek yang lebih baik dari kedua perlakuan tersebut. Hydrocooling dipilih oleh mitra karena penampakan kale lebih segar dan tidak mengalami susut bobot. Selanjutnya, hydrocooling dilakukan variasi waktu perendaman 5, 8, dan 11 menit serta disimpan dengan dua skema penyimpanan: a) suhu ruang (20 – 25oC); b) suhu ruang (20 – 25oC) selama 5 jam dan dilanjutkan dalam showcase (5 – 8oC). Kale dengan skema penyimpanan pertama mengalami perubahan warna daun pada hari pertama. Kale dengan skema penyimpanan kedua mengalami perubahan warna daun pada hari keempat. Waktu perendaman yang dipilih oleh mitra adalah 11 menit dengan skema penyimpanan kedua, karena penampakan kale yang segar dan mengalami susut bobot yang lebih kecil dibandingkan waktu perendaman lainnya.