| dc.description.abstract | Pengeringan rumput laut dengan sinar matahari umum dilakukan masyarakat karena mudah dan murah namun bergantung pada cuaca yang tidak stabil sehingga relatif lama dan menghasilkan mutu yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan membandingkan pengaruh metode pengeringan rumput laut Ulva lactuca. terhadap karakteristik bubuk kering yang dihasilkan serta menentukan perlakuan terbaik. Perlakuan yang digunakan yaitu pengeringan sinar matahari, kombinasi sinar matahari dengan kipas angin serta fluidized bed dryer. Perlakuan terpilih yaitu fluidized bed dryer dengan waktu konstan tercepat yaitu 120 menit dan drying rate rata-rata sebesar 211,63 ± 0,61 g H2O/jam. Perlakuan terpilih menghasilkan warna bubuk yang masih hijau serta protein 9,91 ± 1,03%, lemak 0,32 ± 0,00%, total color difference 9,61 ± 2,43, aktivitas air 0,35 ± 0,01, IC50 110,70 ± 0,45 ppm, densitas kamba 0,48 ± 0,02 g/ml serta sensori hedonik tertinggi pada setiap parameter. | id |
| dc.description.abstract | Sun drying seaweed is generally done by the community because it is easy and cheap but depends on unstable weather so that it is relatively long and produces inconsistent quality. The purpose of this research to compare the effect of the drying method on Ulva lactuca on the characteristics of the resulting dry powder and determine the best treatment. The treatments used were sun drying, a combination of sun drying with a fan and a fluidized bed dryer. The selected treatment was fluidized bed dryer with the fastest constant time of 120 minutes and an average drying rate of 211.63 ± 0.61 g H2O/hour. The selected treatment produced a green powder color and protein 9.91 ± 1.03%, fat 0.32 ± 0.00%, total color difference 9.61 ± 2.43, water activity 0.35 ± 0.01, IC50 110.70 ± 0.45 ppm, bulk density 0.48 ± 0.02 g/mL and the highest hedonic sensory in every parameter. | id |
