Eco-Agroindustrial Estate Concept in Central Kalimantan: Biogas Generation Plant

Abstract

The government plans to develop a food barn in Central Kalimantan to anticipate the food crisis and improve food security. The concept of eco-agroindustrial estate aims to formulate the concept of land use as an integrated area to be applied in Central Kalimantan, which can produce various agricultural commodities, livestock, fisheries, and other supporting commodities to achieve the function as a food barn efficiently. This concept uses an industrial ecology approach that forms a closed-loop system in minimizing waste generation and external inputs. This research is part of the eco-agroindustrial estate concept that utilizes livestock waste and converts it into energy and fertilizer. The biogas generation plant unit treats 360 tons of cow manure, generating 10630 kWh of electricity, 24 tons of solid fertilizer, and 170 m3 of liquid fertilizer. This power plant shows technically and technologically feasible results, financially viable with an R/C ratio of 1.8, and environmentally sound with methane mitigation of 20,664 Mt CO2-eq. This concept offers social, economic, and environmentall benefits. This concept also contributes to the Sustainable Development Goals, namely goals number 2, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, and 15.

Pemerintah berencana membangun lumbung pangan di Kalimantan Tengah untuk mengantisipasi krisis pangan dan meningkatkan ketahanan pangan. Konsep eco-agroindustrial estate bertujuan untuk merumuskan konsep penggunaan lahan sebagai kawasan terpadu untuk diterapkan di Kalimantan Tengah, yang dapat menghasilkan berbagai komoditas pertanian, peternakan, perikanan, dan komoditas pendukung lainnya untuk mencapai fungsi sebagai lumbung pangan secara efisien. Konsep ini menggunakan pendekatan ekologi industri yang membentuk sistem loop tertutup dalam meminimalkan timbulan sampah dan input eksternal. Penelitian ini merupakan bagian dari konsep eco-agroindustrial estate yang memanfaatkan limbah ternak dan mengubahnya menjadi energi dan pupuk. Unit pembangkit biogas mengolah 360ton kotoran sapi, menghasilkan listrik 10630 kWh, 24ton pupuk padat, dan 170 m3 pupuk cair. Pembangkit listrik ini menunjukkan hasil yang layak secara teknis dan teknologi, layak secara finansial dengan rasio R/C 1,8, dan berwawasan lingkungan dengan mitigasi metana sebesar 20.664 Mt CO2-eq. Konsep ini menawarkan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan. Konsep ini juga berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yaitu tujuan nomor 2, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, dan 15.