Show simple item record

dc.contributor.advisorPulungan, Ismail
dc.contributor.advisorRiyanto, Sutisna
dc.contributor.authorHas, M. Rushdi
dc.date.accessioned2010-05-04T04:28:23Z
dc.date.available2010-05-04T04:28:23Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/10923
dc.description.abstractPembangunan di masa yang akan datang diharapkan semakin berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat dalam mengoptimalisasi pengembangan sumberdaya yang dimiliki agar menuju pada keadaan yang lebih baik. Salah satu pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan peternakan yang tidak hanya mencapai hasil fisik antara lain berupa produk, sarana dan teknologi tetapi hendaknya turut mengembangkan sumberdaya manusia juga. Perubahan untuk menjadi lebih baik selalu diikuti suatu proses komunikasi karena komunikasi salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Berlo (1960) mengatakan, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan agar timbul pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Proses komunikasi tersebut haruslah dinamis atau kontinyu. Agar proses komunikasi dapat berjalan baik seharusnya karyawan dan manajer terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor penghambat komunikasi. Tujuan penelitian adalah: (1) menggambarkan karakteristik individu karyawan; (2) menjelaskan proses komunikasi yang digunakan; (3) menjelaskan faktor-faktor penghambat komunikasi yang ada dalam proses komunikasi antara karyawan dengan manajer dan (4) mengetahui serta mengkaji hubungan karakteristik individu karyawan dengan faktor-faktor penghambat komunikasi. Penelitian dilakukan di PD Dharma Jaya, Propinsi DKI Jakarta. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) pada PD Dharma Jaya. Pertimbangan pemilihan lokasi karena beberapa alasan. Pertama, karena kesediaan perusahaan. Kedua, sebagai salah satu perusahaan di bidang peternakan. Ketiga, karena luasnya skala usaha maka karyawan relatif banyak yaitu sebesar 190 orang. Waktu penelitian dilakukan selama satu bulan, yaitu mulai tanggal 6 Juni 2007 hingga 6 Juli 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang berjumlah 190 karyawan. Sampel diambil sebanyak 65 karyawan berdasarkan metode proportional random sampling dengan rumus Slovin menurut Umar (1999). Analisis data dilakukan dengan menggunakan deskriptif, persentase, rataan skor, korelasi rank Spearman dan korelasi Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan adalah laki-laki dengan kisaran umur 32 hingga 50 tahun, tingkat pendidikan SLTA, masa kerja satu hingga 20 tahun, memiliki jumlah tanggungan keluarga tiga hingga lima orang dan jumlah jam kerja delapan hingga 10 jam. Sebagian besar karyawan berkomunikasi dengan manajer secara tatap muka. Media komunikasi yang banyak digunakan adalah telepon dan sms dengan maksud komunikasi yang disampaikan adalah mengenai laporan tertulis/lisan, usul/ide, meminta pendapat dan keluhan. Sebagian besar karyawan melakukan komunikasi dengan manajer tidak menggunakan surat/memo dan tidak melakukan konsultasi di luar pekerjaan dengan intensitas komunikasi yang masih rendah. Tidak ada faktor-faktor penghambat yang dirasakan karyawan dalam berkomunikasi dengan manajer. Jenis kelamin memiliki hubungan yang nyata dengan gangguan psikologis dan gangguan fisik/organik. Sedangkan umur memiliki hubungan yang nyata dengan gangguan semantik. Sementara masa kerja memiliki hubungan yang nyata dengan gangguan teknis, gangguan semantik, gangguan psikologis, gangguan fisik/organik dan gangguan budaya serta memiliki hubungan yang sangat nyata dengan gangguan kerangka berpikir.
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subject.ddcManagement
dc.titleFaktor-Faktor Penghambat Komunikasi Karyawan dengan Manajer (Kasus pada PD Dharma Jaya, Provinsi DKI Jakarta)id
dc.subject.keywordHuman Resources
dcterms.abstractPembangunan di masa yang akan datang diharapkan semakin berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat dalam mengoptimalisasi pengembangan sumberdaya yang dimiliki agar menuju pada keadaan yang lebih baik. Salah satu pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan peternakan yang tidak hanya mencapai hasil fisik antara lain berupa produk, sarana dan teknologi tetapi hendaknya turut mengembangkan sumberdaya manusia juga. Perubahan untuk menjadi lebih baik selalu diikuti suatu proses komunikasi karena komunikasi salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Berlo (1960) mengatakan, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan agar timbul pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Proses komunikasi tersebut haruslah dinamis atau kontinyu. Agar proses komunikasi dapat berjalan baik seharusnya karyawan dan manajer terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor penghambat komunikasi. Tujuan penelitian adalah: (1) menggambarkan karakteristik individu karyawan; (2) menjelaskan proses komunikasi yang digunakan; (3) menjelaskan faktor-faktor penghambat komunikasi yang ada dalam proses komunikasi antara karyawan dengan manajer dan (4) mengetahui serta mengkaji hubungan karakteristik individu karyawan dengan faktor-faktor penghambat komunikasi. Penelitian dilakukan di PD Dharma Jaya, Propinsi DKI Jakarta. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) pada PD Dharma Jaya. Pertimbangan pemilihan lokasi karena beberapa alasan. Pertama, karena kesediaan perusahaan. Kedua, sebagai salah satu perusahaan di bidang peternakan. Ketiga, karena luasnya skala usaha maka karyawan relatif banyak yaitu sebesar 190 orang. Waktu penelitian dilakukan selama satu bulan, yaitu mulai tanggal 6 Juni 2007 hingga 6 Juli 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang berjumlah 190 karyawan. Sampel diambil sebanyak 65 karyawan berdasarkan metode proportional random sampling dengan rumus Slovin menurut Umar (1999). Analisis data dilakukan dengan menggunakan deskriptif, persentase, rataan skor, korelasi rank Spearman dan korelasi Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan adalah laki-laki dengan kisaran umur 32 hingga 50 tahun, tingkat pendidikan SLTA, masa kerja satu hingga 20 tahun, memiliki jumlah tanggungan keluarga tiga hingga lima orang dan jumlah jam kerja delapan hingga 10 jam. Sebagian besar karyawan berkomunikasi dengan manajer secara tatap muka. Media komunikasi yang banyak digunakan adalah telepon dan sms dengan maksud komunikasi yang disampaikan adalah mengenai laporan tertulis/lisan, usul/ide, meminta pendapat dan keluhan. Sebagian besar karyawan melakukan komunikasi dengan manajer tidak menggunakan surat/memo dan tidak melakukan konsultasi di luar pekerjaan dengan intensitas komunikasi yang masih rendah. Tidak ada faktor-faktor penghambat yang dirasakan karyawan dalam berkomunikasi dengan manajer. Jenis kelamin memiliki hubungan yang nyata dengan gangguan psikologis dan gangguan fisik/organik. Sedangkan umur memiliki hubungan yang nyata dengan gangguan semantik. Sementara masa kerja memiliki hubungan yang nyata dengan gangguan teknis, gangguan semantik, gangguan psikologis, gangguan fisik/organik dan gangguan budaya serta memiliki hubungan yang sangat nyata dengan gangguan kerangka berpikir.


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record