Hubungan Karakteristik Peternak Terhadap Efektivitas Penyuluhan Pengembangan Peternakan Sapi Potong (Kasus di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat)
Correlationship Characteristic of Farmers to Effectivity of Extension Development Beef Cattle Ranch (District of Sumbawa West South-East west Nusa)
Date
2008Author
Delni, Rahma
Lumintang,Richard WE
Natasasmita, Sudjana
Metadata
Show full item recordAbstract
The objectives of study were: 1) to describe characteristic of farmers in district Sumbawa. 2) to identity effectiveness of extension at local goverment Sumbawa. 3) to analyze relationship between characteristic farmers and effectiveness of extension to development beef cattle ranch in district of Sumbawa. This research is management of secondary data. Secondary data obtained from research with title”Development Beef Cattle Ranch in district of Sumbawa. Data were analyzed by descriptive and correlation analyze using rank Spearman and contingency coefficient of chi square. The result of study are : 1) most farmers are young, education level is low, monthtly of income is low, family size are small, size of farm are narrow, beef cattle seized are small, other livestock seized are small. 2) effectiveness of extension are low. 3) there are negative significant correlation between age of farmers and training frequency and there are positive significant correlation between total of beef cattle and listening radio frequency. Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu daerah pemasok ternak sapi bagi propinsi lainnya di Indonesia. Bahkan di era tahun 1960-1970 mampu mengekspor sapi potong ke Hongkong dan Singapura (Masyur dan Muzani, 2004). Permintaan sapi dari NTB, baik untuk konsumsi lokal maupun antar pulau, berupa sapi potong maupun bibit terus meningkat. Peningkatan permintaan jika tidak disertai dengan upaya peningkatan populasi dan mutu sapi akan terjadi pengurasan ternak. Untuk itulah upaya pengembangan sapi potong di daerah ini terus dilakukan oleh pemerintah dan diharapkan ke depan pihak swasta lebih banyak berperan. Sistem pemeliharaan ternak sapi potong di Kabupaten Sumbawa masih tradisional(extensif). Peranan penyuluh sangat besar artinya bagi peternak apalagi bagi peternakan rakyat yang kekurangan sumberdaya untuk mendapatkan berbagai sumber informasi guna menambah wawasan, keterampilan dan berbagai inovasi terbaru. Peran penyuluh sangat diharapkan untuk dapat menambah wawasan, memberikan keterampilan dan mempercepat penerapan inovasi. Penyuluhan akan membuat masyarakat sadar dan mau memanfaatkan potensi yang ada dalam mengelola usahaternak yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan karakteristik peternak sapi potong di Kabupaten Sumbawa 2) mengetahui efektivitas penyuluhan di Kabupaten sumbawa dan 3) menganalisis hubungan antara karakteristik peternak dengan efektivitas penyuluhan terhadap pengembangan peternakan sapi potong di Kabupaten Sumbawa. Desain penelitian adalah pengolahan data sekunder. Data sekunder didapat dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Pengembangan Peternakan Sapi Potong di Sumbawa”. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis korelasional menggunakan uji tabulasi rank Spearman (rs) dan koefisien kontingensi dari uji chi square (χ 2). Berdasarkan hasil analisis deskriptif didapatkan hasil penelitian bahwa 1) Peternak pada umumnya berusia muda, tingkat pendidikan rendah, jumlah tanggungan keluarga kecil, rata-rata penghasilan terkategori kecil, luas lahan yang dimiliki sempit, jumlah ternak sapi yang dimiliki sedikit, jumlah ternak lain (ayam, kerbau, bebek, kuda, kambing) sedikit. 2) Efektivitas penyuluhan terhadap pengembangan peternakan sapi potong dinilai kurang efektif 3) Karakteristik peternak mempunyai hubungan negatif dan nyata (p<0,05) pada umur peternak dengan frekuensi mengikuti pelatihan serta mempunyai hubungan nyata dan positif pada jumlah ternak sapi terhadap frekuensi mendengarkan radio.