View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Business
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Business
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Strategi Pengembangan Kompetensi Tenaga Kerja Industri Lulusan Sekolah Kejuruan

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (498.9Kb)
      Fulltext (964.1Kb)
      Lampiran (635.3Kb)
      Date
      2020
      Author
      Sutrizona, Fandrika
      Maarif, M. Syamsul
      Diarta, Setia
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Indonesia memiliki keunggulan demografis dimana jumlah penduduk usia produktif 67,53% atau 201,185 juta jiwa. Jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 135,85 juta orang dengan angka pengangguran diatas 5% setiap tahun. Dari total angka pengangguran, lulusan sekolah kejuruan memberikan kontribusi yang besar terhadap persentase pengangguran sebesar 10,42% (Badan Pusat Statistik 2019). Pengangguran disebabkan oleh kurangnya link and match antara sekolah kejuruan dan industri yang menyebabkan kesenjangan antara lulusan sekolah kejuruan dan industri. Beberapa penyebab kesenjangan adalah kurikulum yang digunakan masih berorientasi pada jumlah lulusan yang dihasilkan, jumlah guru produktif hanya 22% dari total kebutuhan 60%, pola pembelajaran praktis hanya 40% dari 70% kebutuhan, sebagian besar sekolah kejuruan belum memiliki peralatan standar minimum, serta kompetensi guru masih tertinggal dengan kebutuhan industri (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri 2019). Untuk menindaklanjuti permasalahan kesenjangan tersebut perlu dilakukan langkah-langkah kongkrit oleh stakeholder agar dapat menekan angka pengangguran dan mendukung tumbuhnya industri di tanah air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kesenjangan antara sekolah kejuruan dan industri sehingga dapat diketahui kompetensi keterampilan yang dibutuhkan oleh industri. Selain itu, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah sebagai pengelola pendidikan nasional dalam mengidentifikasi faktor-faktor utama penyebab permasalahan kompetensi lulusan sekolah kejuruan. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor utama permasalahan tersebut, stakeholders dapat merumuskan strategi pengembangan kompetensi lulusan sekolah kejuruan dalam menghadapi dunia kerja. Metode data yang dilakukan dalam penelitian melalui wawancara mendalam dan survei. Metode analis data yang digunakan adalah AHP untuk menentukan bobot prioritas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tedapat 3 faktor utama yang mempengaruhi lulusan sekolah kejuruan yaitu infrastruktur kompetensi, pendidikan berbasis kompetensi dan kebutuhan industri. Aktor yang berperan dalam pengembangan kompetensi adalah sekolah kejuruan, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan industri. Tujuan yang harus dilaksanakan oleh para aktor adalah pengembangan standar kompetensi, peningkatan sarana dan prasarana praktikum, kompetensi keahlian, dan peningkatan peran industri pada pendidikan vokasi. Strategi yang akan dilakukan oleh para aktor untuk mencapai sasaran utama adalah penyelarasan kurikulum, silabus dan modul sesuai kebutuhan industri, pemenuhan kebutuhan guru produktif dan pemanfaatan ahli perak, pemenuhan kebutuhan sarana prasarana praktikum, penyelenggaraan prakerin bagi siswa dan magang industri bagi guru, pemberian insentif pada industri yang melakukan pembinaan dan pengembangan sekolah kejuruan serta sertfikasi kompetensi siswa. Berdasarkan hasil pembobotan AHP faktor, Infrastruktur memiliki bobot yang paling tinggi dan menjadi prioritas pertama meliputi kurikulum, sarana dan prasaran praktikum, kompetensi keahlian dan kompetensi tenaga pengajar. Dalam pelaksanaanya aktor yang berperan dalam pengembangan kompetensi tenaga kerja industri untuk lulusan sekolah kejuruan secara urutan prioritas adalah sekolah kejuruan, industri, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat. Masing masing aktor mempunyai peran pada tujuan untuk mencapai sasaran strategis. Tujuan yang ingin dicapai oleh para aktor sesuai urutannya adalah pengembangan standar kompetensi, peningkatan sarana dan prasarana praktikum, penyesuaian kompetensi keahlian, dan peningkatan peran industri pada pendidikan vokasi. Untuk mencapai sasaran utama yaitu pengembangan kompetensi tenaga kerja industri lulusan sekolah kejuruan secara berurutan yaitu dengan penyelarasan kurikulum, silabus dan modul sesuai kebutuhan industri, pemenuhan kebutuhan sarana prasarana praktikum, pemenuhan kebutuhan guru produktif dan pemanfaatan silver expert, pemberian insentif pada industri yang melakukan pembinaan dan pengembangan sekolah kejuruan, penyelenggaraan prakerin bagi siswa dan magang industri bagi guru, serta sertfikasi kompetensi siswa.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105927
      Collections
      • MT - Business [325]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository