Ekstraksi Minyak Ikan Hasil Samping Pengolahan Ikan Patin (Pangasius sp.) dan Nila (Oreochromis sp.) dengan Metode Dry Rendering
Abstract
Produksi minyak ikan di Indonesia memiliki kualitas rendah dan hanya dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak. Tingginya suhu dan lamanya waktu ekstraksi memicu pembentukan radikal bebas dan oksidasi pada minyak sehingga mepengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Perbaikan proses ekstraksi mampu mengahasilkan minyak ikan dengan kualitas baik. Tujuan penelitian ini adalah menentukan suhu dan waktu ekstraksi untuk menghasilkan minyak ikan sesuai standar IFOS dengan metode dry rendering. Kombinasi suhu dan waktu ekstraksi berbeda belum semuanya sesuai, tetapi pada perlakuan minyak ikan patin dengan suhu 50 oC, 2 jam diperoleh nilai FFA 0.13±0.01%, PV 5.67±0.60 mEq/kg, p-AnV 2.87±0.43 mEq/kg, dan totoks 14.40±1.94 mEq/kg. Minyak ikan nila pada perlakuan suhu 50 oC, 1 jam diperoleh nilai FFA 1.18±0.03%, PV 7.51±0.64 mEq/kg, p-AnV 5.57±0.52 mEq/kg, dan totoks 20.59±0.76 mEq/kg. Perlakuan ekstraksi terpilih belum semuanya sesuai hal ini dapat ditingkatkan dengan cara pemurnian untuk menghasilkan minyak ikan sesuai dengan standar IFOS (2014).