dc.description.abstract | Penetasan telur ikan lele berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas benih
ikan lele. Penetasan umumnya dilakukan dalam bak beton dan terpal tanpa aerasi.
Hal ini menyebabkan kandungan oksigen terlarut rendah sehingga derajat penetasan
telur ikan lele dibawah 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
penggunaan aerasi pada media penetasan telur ikan lele dengan mengukur daya
tetas telur serta, abnormalitas dan kelangsungan hidup larva. Perlakuan berupa tiga
tingkat debit udara pada aerasi yaitu 5, 10 dan 15 L/menit, serta tanpa aerasi sebagai
kontrol yang diulang tiga kali. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL). Telur yang digunakan dihasikan melalui pemijahan alami yang dilakukan
di dalam bak beton. Media penetasan telur adalah air sumur yang telah diendapkan
dalam tandon selama 24 jam, kemudian air dimasukan dalam akuarium dengan
volume 18 liter. Padat penebaran telur pada setiap wadah adalah 55 butir/L. Derajat
penetasan ditentukan setelah telur menetas sekitar 27-30 jam setelah pemijahan.
Panjang dan abnormalitas larva diukur setelah berumur tiga hari dengan sampel
sebanyak 15 ekor/wadah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan debit
aerasi 5 L/menit dapat meningkatkan derajat penetasan telur dan kelangsungan
hidup larva ikan lele. | id |