Show simple item record

dc.contributor.advisorPrartono, Tri
dc.contributor.advisorKoropitan, Alan F
dc.contributor.advisorMarine Science
dc.contributor.authorYolanda, Dewy Septiyanti
dc.date.accessioned2019-07-01T02:37:58Z
dc.date.available2019-07-01T02:37:58Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98158
dc.description.abstractSumber logam berat yang masuk ke perairan dapat berasal secara alami baik proses geologi kompleks (pelapukan mineral dari daratan yang sewaktu-waktu terdeposisi di dasar laut) maupun proses biogenik dan non alami yang berhubungan dengan aktivitas manusia. Sumber logam berat dari aktivitas manusia (antropogenik) dapat masuk ke perairan di antaranya berasal dari berbagai limbah industri, transportasi, dan penambangan. Di dalam lingkungan perairan, logam berat terdapat dalam bentuk terlarut dan partikel yang saling berinteraksi melalui proses adsorpsi dan desorpsi. Logam berat dalam partikel selanjutnya akan mengendap di dasar perairan, akan mengalami interaksi secara kimia yang berhubungan dengan perilaku fisik dan kimia. Interaksi ini terjadi pada beberapa mekanisme asosiasi dengan karbonat, Fe-Mn oksida, bahan organik dan silikat. Secara geokimiawi logam berat di sedimen terbagi menjadi empat fraksi yaitu terlarutkan asam (acid soluble), tereduksikan (reducible), teroksidasikan (oxidizable) dan residu. Penelitian ini mengkaji partisi geokimia dan level kontaminasi logam berat sebagai penentu potensi kontaminasi. Pengambilan sampel pada 11 titik stasiun dengan 3 zona pesisir timur, barat dan pulau. Partisi geokimiawi dilakukan dengan 4 tahapan yaitu fraksi terlarutkan asam (Fraksi 1). Fraksi tereduksikan (fraksi 2), fraksi teroksidasikan (fraksi 3) dan fraksi residu (fraksi 4). Hasil yang diperoleh menunjukkan komposisi fraksi residu dan non residu pada zona timur, barat dan pulau memiliki perbedaan. Zona timur kecenderungan memiliki komposisi fraksi lebih lengkap jika dibandingkan dengan zona barat dan pulau. Logam Cd yang ditemukan pada zona barat dan pulau didominasi oleh fraksi residu hingga mencapai 100%, sedangkan logam Pb fraksi yang mendominasi adalah non residu. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk logam Cd pada bagian barat dan pulau bersumber secara alami dan minim aktifitas antropogenik. Berbeda dengan Pb yang diduga telah masuk pengaruh dari aktivitas antropogenik baik zona timur dan barat. Evaluasi kontaminasi menunjukkan secara keseluruhan logam berat (Ni, Cd, As, Pb, Cr) memiliki nilai yang <1.5. Klasifikasi pengayaan yang terjadi masih didominasi secara alami, namun telah ada penambahan aktivitas antropogenik yang masih minim. Indeks geoakumulasi menunjukkan bahwa logam Cd pada pesisir timur memiliki nilai 0- 1 yang tergolong dalam kelas 1 yang artinya tidak tercemar hingga tercemar ringan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMarine Science
dc.subject.ddcHeavy Metals
dc.subject.ddc2017
dc.titleFraksinasi Logam Berat di Sedimen Permukaan di Perairan Barat dan Timur Sumatera Utaraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordLogam beratid
dc.subject.keywordpartisi geokimiaid
dc.subject.keywordFaktor Pengayaanid
dc.subject.keywordIndeks Geoakumulasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record