Show simple item record

dc.contributor.advisorHambali, Erliza
dc.contributor.advisorSetyaningsih, Dwi
dc.contributor.advisorMarbun, Bonar Tua Halomoan
dc.contributor.authorRajagukguk, Junicardo Frencius
dc.date.accessioned2019-05-21T01:37:03Z
dc.date.available2019-05-21T01:37:03Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97595
dc.description.abstractGliserol merupakan produk samping dari industri biodiesel yang dapat dilakukan melalui tiga metode, yaitu metode transesterifikasi, saponifikasi dan hidrolisis. Sejauh ini, aplikasi penggunaan gliserol belum banyak dimanfaatkan dalam industri pemboran migas. Padahal jumlah gliserol sebagai hasil samping dari biodiesel cenderung meningkat setiap tahunnya, seiring dengan peningkatan jumlah industri bioedisel. Selain itu, gliserol bersifat ramah lingkungan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Sifat fisiko-kimia dari gliserol seperti densitas, titik didih, titik nyala yang tinggi sangat potensial digunakan sebagai aditif dalam rancangan formulasi drilling fluid, salah satunya formulasi dalam lumpur berbasis air. Water-based mud adalah lumpur yang fase kontinyunya yaitu air dan paling sering digunakan dalam industri pemboran. Berbagai kondisi masalah pengeboran yang dihadapi dalam lubang sumur, dimana rusaknya fungsi lumpur pada suhu dan tekanan yang tinggi sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kinerja water-based mud yang dihasilkandengan penggunaan gliserol dengan kemurnian 99.5% sebagai aditif dalam formulasi lumpur sehingga dapat memenuhi fungsi fluida sebagai drilling fluid dalam lubang sumur. Gliserol yang digunakan adalah gliserol dari minyak sawit dengan kemurnian 99.5%. Formulasi lumpur WBM kemudian dianalisis menggunakan prosedur laboratorium standar American Petroleum Institute(API 13 B1) menggunakan Mud Balance, Fann VG Viscometer dan LPLT Filter Press. Pengujian lumpur yang diperoleh setelah dilakukan pemanasan pada suhu 250oF, tekanan 100 psi, selama 16 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya penggunaan gliserol 99.5% sebagai aditif dalam rancangan fomulasi water based mud dapat meningkatkan nilai rheologi disertai dengan peningkatan nilai viskositas plastik, yield point dan gel strength lumpur dibandingkan formulasi blanko. Lumpur yang diperoleh dapat stabil dan tidak rusak terhadap perubahan temperatur sampai 250oF. Selain itu, terdapat pengaruh yang signifikan dalam mengurangi API filtration loss, sehingga penggunaan gliserol 99.5% bisa sebagai pengontrolan penurunan filtration loss dalam formulasi lumpur WBM. Dengan demikian, bahwa penggunaan gliserol 99.5% sebagai aditif dalam formulasi lumpur WBM memiliki potensi digunakan dalam industri pemboran dalam memenuhi fungsi fluida sebagai drilling fluid dalam lubang sumur.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgroindustrial Technologyid
dc.subject.ddcPalm Oil Glyserolid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleFormulasi Water Based Mud (WBM) Menggunakan Gliserol dari Minyak Sawitid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordgliserol minyak sawitid
dc.subject.keywordformulasi lumpur berbasis airid
dc.subject.keywordminyak sawitid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record