Rancang Bangun dan Uji Kinerja Paket Teknologi Pengomposan Tepat Guna untuk Petani Skala Kecil
View/ Open
Date
2019Author
Hariadi
Yuwono, Arief Sabdo
Suharnoto, Yuli
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengelolaan sampah yang tepat sangat urgen, karena tren laju pertumbuhan
penduduk berdampak langsung pada peningkatan timbulan sampah. Pengomposan
merupakan penanganan limbah yang memberikan nilai tambah pada fraksi organik,
memegang peranan penting dalam pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan
kualitas lingkungan. Praktik pengomposan cocok dan dapat secara berkelanjutan
diterapkan di negara berkembang termasuk Indonesia karena memiliki sumberdaya
limbah organik yang melimpah dan beragam sebagai bahan baku. Kesuksesan dan
keberlanjutan proses penanganan limbah organik dengan pengomposan bergantung
pada kontribusi masyarakat untuk mengadopsi dan melakukan pengomposan
khususnya petani; tetapi keandalan dari infrastruktur yang ada harus ditingkatkan.
Oleh karena itu, teknologi tepat guna menjadi vital keberadaannya untuk
meningkatkan partisipasi petani skala kecil dalam praktik pengomposan.
Tujuan penelitian yaitu: (1) merancang bangun paket teknologi pengomposan
tepat guna untuk petani skala kecil; (2) melakukan uji kinerja pengomposan dengan
meminimumkan input bahan dasar dan perlakuan yang diberikan; dan (3)
menganalisis dan membandingkan kandungan hara kompos yang dihasilkan dengan
standar baku mutu yang berlaku di Indonesia yaitu, Standar Nasional Indonesia
(SNI 19-7030-2004) dan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan No. 70/2011).
Target sasaran pada penelitian ini yaitu petani skala kecil dengan aktivitas
utama di ladang dan beternak kambing sebagai aktivitas sekunder dengan kandang
kambing yang dimiliki harus berupa kandang dengan lantai panggung berongga.
Pemberian pakan dilakukan dengan sistem ad libitum dua kali sehari, yaitu pada
pagi dan sore hari. Input bahan baku pengomposan terdiri dari: bahan dasar (kohe
dan urine kambing, serbuk gergaji, sisa pakan, litter) dan aditif (EM4, molase).
Proses pengomposan dilakukan pada kondisi aerobik dan kombinasi (aerobik
dan anaerobik) untuk menentukan cara pengomposan yang efektif. Perangkat untuk
pengomposan aerobik yaitu kandang kambing dengan lantai panggung berongga
dan bak kompos (volume sekitar 0.12 m3). Adapun kombinasi dilakukan pada
permukaan tanah dengan peralatan berupa terpal, cerobong pembakaran, dan
ember. Durasi pengomposan untuk aerobik dan anaerobik secara berurut yaitu 120
dan 14 hari. Akhirnya, pengomposan aerobik dipilih sebagai metode yang efektif
untuk petani skala kecil karena pertimbangan bahan baku, perlakuan, dan biaya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pengomposan dapat dilakukan dengan
input bahan dasar dan perlakuan yang minimum. Secara keseluruhan, kandungan
hara kompos telah sesuai dengan SNI 19-7030-2004 dan Permentan No. 70/2011
sehingga aman diaplikasikan pada lahan pertanian khususnya untuk tanaman
hortikultura. Oleh karena itu, paket teknologi ini sangat direkomendasikan untuk
mendukung praktik pengomposan yang efektif dan efisien di negara berkembang.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2292]