dc.contributor.advisor | Hubeis, Aida Vitayala Sjafri | |
dc.contributor.advisor | Wahyuni, Ekawati Sri | |
dc.contributor.author | Wasito, Erlinda sukmasari | |
dc.date.accessioned | 2019-04-15T08:54:02Z | |
dc.date.available | 2019-04-15T08:54:02Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97072 | |
dc.description.abstract | Media daring berfungsi sebagai saluran informasi, komunikasi, dan persuasi
dalam kehidupan sehari-hari. Namun media daring memiliki motif ekonomi.
Jumlah pembaca dihitung berdasarkan jumlah kunjungan pada situs. Kasus-kasus
korupsi akan selalu menarik perhatian pembaca.
Setiap media memiliki kebijakan editorial pada rilis berita mereka. Kebijakan
mereka memengaruhi bagaimana perempuan ditampilkan di bidang politik,
khususnya sebagai tersangka kasus korupsi. Penelitian ini berkaitan dengan isu-isu
yang disorot media daring terkait dugaan kasus korupsi kepala daerah perempuan
dan laki-laki. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pembingkaian media
yang timbul dari ketidaksetaraan gender, menganalisis bagaimana kepala daerah
perempuan dan laki-laki direpresentasikan oleh media, dan menganalisis pengaruh
ideologi media maupun jurnalis yang muncul melalui berita.
Ada dua subjek penelitian yaitu Walikota Cilegon Tubagus Iman Ariyadi dan
Bupati Kutai Kertanegara Rita Widyasari. Sampel diperoleh dari tiga media daring
nasional dan dua media daring lokal yaitu Radar Banten, Kompas, Republika, Tirto,
dan Kutai Kertanegara News. Penelitian dilakukan Februari hingga Juni 2018.
Analisis dilakukan menggunakan teori analisis wacana kritis Norman Fairclough
dengan metode pembingkaian berita Robert Entman.
Hasil penelitian menunjukkan adanya bias gender terhadap berita mengenai
kasus dugaan korupsi kepala daerah. Penelitian juga mengungkapkan kasus dugaan
korupsi Rita Widaysari lebih menarik perhatian pembaca dibanding kasus dugaan
korupsi Tubagus Iman Ariyadi karena stereotip gender. Jumlah berita kasus dugaan
korupsi Rita Widyasari lebih banyak dan sebagian isi berita tidak substantif. Media
juga melakukan pengutipan pernyataan Rita Widaysari yang kontroversial. Rekam
jejak politik Rita Widyasari diulas mendalam. Ideologi media lebih berpengaruh
dibanding ideologi jurnalis dalam produksi berita. | id |
dc.publisher | Bogor Agricultural University (IPB) | id |
dc.subject.ddc | Communication | id |
dc.subject.ddc | Online News | id |
dc.subject.ddc | 2014 | id |
dc.subject.ddc | Indonesia | id |
dc.title | Representasi Ideologi Gender di Balik Pembingkaian Berita Daring Kasus Korupsi Kepala Daerah | id |
dc.type | Thesis | id |
dc.subject.keyword | bias gender | id |
dc.subject.keyword | kasus dugaan korupsi | id |
dc.subject.keyword | media daring | id |