Show simple item record

dc.contributor.advisorAtabany, Afton
dc.contributor.advisorPurwanto, Bagus P
dc.contributor.advisorSalman, Lia B
dc.contributor.authorRatnasari, Desi
dc.date.accessioned2019-04-12T01:57:03Z
dc.date.available2019-04-12T01:57:03Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97063
dc.description.abstractSapi Friesian Holstein (FH) merupakan ternak perah yang berasal dari Provinsi Friesland Barat dan Holland Utara yang beriklim sedang (temperate). Kemampuan memproduksi susu tinggi dengan kadar lemak lebih rendah dibandingkan bangsa sapi perah lainnya. Sifat sapi FH umumnya tenang, jinak dan mudah beradaptasi. Pertumbuhan seekor ternak merupakan kumpulan dari pertumbuhan bagian-bagian setiap komponennya yang dapat dilihat dari penampilan fisik dan bobot hidupnya. Pertumbuhan yang lambat mengakibatkan sapi FH dara bertubuh kecil, terhambatnya dewasa kelamin, terlambatnya beranak pertama dan produksi susu menjadi rendah. Pertumbuhan setiap individu secara umum berbentuk sigmoid atau “S” yang dibatasi oleh titik belok atau titik infleksi. Titik infleksi adalah titik maksimum pertumbuhan bobot badan. Pendugaan kurva pertumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan model Logistic dan Gompertz. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi model pertumbuhan sapi FH dan membuat kurva standar pertumbuhan sapi FH untuk menduga bobot badan dari lahir sampai beranak pertama. Penelitian ini menggunakan data sekunder (meliputi: tanggal lahir, bobot lahir, umur sapih, bobot sapih, pertambahan bobot badan, umur kawin pertama, bobot badan kawin pertama, umur beranak pertama dan bobot badan beranak pertama) dari kelahiran tahun 2005-2016 sebanyak 1437 ekor sapi FH betina dan data primer (meliputi: bobot badan, lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak) sebanyak 353 ekor sapi FH betina. Data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif dan menggunakan model pertumbuhan NLIN (Non Linear) Logistic dan Gompertz dengan software SAS 9.4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua model non linear mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dengan nilai koefisien determinasi (R2) lebih dari 90%. Model Gompertz merupakan model yang paling mudah dalam proses perhitungan dengan jumlah iterasi yang sedikit dan memiliki simpangan data simulasi yang mendekati data lapang, dibandingkan model Logistic yang merupakan model yang sulit dalam proses perrhitungan dengan jumlah iterasi yang banyak dan memiliki simpangan data simulasi yang menjauhi data lapang. Dapat disimpulkan bahwa model Gompertz dapat direkomendasilkan untuk memprediksi pertumbuhan sapi perah FH dari lahir sampai beranak pertama.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal Science Productionid
dc.subject.ddcCattleid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcPurwokerto-Jawa Tengahid
dc.titleEvaluasi Model Pertumbuhan Sapi Friesian Holstein (FH) dari Lahir sampai Beranak Pertama di BBPTU-HPT SP Baturradenid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordSapi perah Friesian Holstein, kurva pertumbuhan, model Gompertz, model Logisticid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record