Show simple item record

dc.contributor.advisorSoelistyowati, Dinar Tri
dc.contributor.advisorCarman, Odang
dc.contributor.advisorKristanto, Anang Hari
dc.contributor.authorCahyanti, Wahyulia
dc.date.accessioned2019-03-18T04:14:36Z
dc.date.available2019-03-18T04:14:36Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96905
dc.description.abstractTor merupakan ikan asli Indonesia yang memiliki nilai sosial, ekonomi dan religi khususnya di Jawa dan Sumatra. Domestikasi menuju pengembangan budidaya ikan genus Tor yang berkelanjutan penting dilakukan untuk mitigasi penurunan populasi di alam dan upaya pelestarian plasma nutfah potensial melalui penangkaran selektif. Dalam hal ini, diperlukan kajian menyeluruh terkait dengan potensinya yang meliputi keragaan genotipe, fenotipe serta aspek reproduksinya sebagai dasar pengelolaan sumber plasma nutfah dan penangkaran selektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaman genotipe, fenotipe dan morfometrik serta reproduksi tiga spesies ikan genus Tor untuk pemuliaan sumber genetik Tor melalui seleksi dan persilangan. Ikan yang digunakan adalah tiga spesies Tor (Tor douronensis, Tor soro, dan Tor tambroides) koleksi hasil domestikasi milik Instalasi Riset Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar Cijeruk, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor. Masing-masing spesies terdiri dari sepuluh sampel spesimen sirip untuk analisis RAPD (Random Amplified Polymorphism DNA) dan 15 sampel ikan untuk analisis truss morfometrik. Ekstraksi DNA dilakukan dengan menggunakan “Tianamp Marine Animal DNA Kit” dan dilanjutkan dengan proses PCR menggunakan primer OPA 08, OPA 09 dan OPA 11. Karakteristik truss morfometrik meliputi 21 karakter, sedangkan kinerja reproduksi meliputi keragaan pemijahan buatan dalam wadah terkontrol secara berpasangan (yang terdiri dari lima pasang) setiap spesies dengan rasio betina dan jantan adalah 1 : 1. Telur diinkubasi pada akuarium berukuran 40x30x20 cm3 sebanyak 500 butir masing-masing akuarium dengan ulangan tiga kali setiap spesies. Parameter yang diamati meliputi fekunditas yang dihitung berdasarkan metode gravimetrik, derajat pembuahan, derajat penetasan, waktu inkubasi, durasi penyerapan yolk sack, pertumbuhan mutlak, abnormalitas larva, dan sintasan larva. Ikan dipelihara dalam akuarium berukuran 40x30x20 cm3 dengan ketinggian air 15 cm dan menggunakan sistem resirkulasi dengan aerasi sedang. Setiap akuarium diisi larva ikan Tor sebanyak 250 ekor. Pakan yang digunakan adalah naupli Artemia untuk larva sejak 8-10 hari setelah menetas sampai dengan umur 17 hari. Benih berumur 18 hari dipelihara sampai dengan 60 hari, diberi pakan buatan berbentuk serbuk dengan kandungan protein 40%. Pemberian pakan dilakukan secara at-satiation dengan frekuensi tiga kali sehari (pagi, siang, sore). Kematian ikan diamati setiap hari, sedangkan panjang total dan bobot individual diukur setiap sepuluh hari. Pada pemeliharaan larva juga dilakukan pengamatan SAI (survival activity index), yaitu sebanyak 25 ekor larva pasca tetas (habis kuning telur) setiap spesies dipelihara sekitar 20 hari pada akuarium berukuran 20x20x20 cm3, dengan tiga kali ulangan, tanpa pakan dan tanpa aerasi, kemudian diamati lama larva bertahan sampai keseluruhan larva mati. Hasil analisis RAPD tiga spesies ikan Tor menunjukkan jumlah fragmen yang teramplifikasi berkisar 10-17 fragmen dengan ukuran 320-3500 bp dengan tingkat polimorfisme 36.36%, heterozigositas 0.1442-0.1574, dan koefisien keragaman yang berbeda antar spesies yaitu pada Tor douronensis 0.029-0.461%, Tor soro 0.023-0.128% dan Tor tambroides 0.019-0.164%. Berdasarkan analisis truss morfometrik, terdapat tiga perbedaan karakter spesifik ikan Tor yaitu pada B5 (awal sirip dorsal - awal sirip anal), D3 (akhir sirip anal - awal sirip ekor atas) dan D4 (akhir sirip anal - awal sirip ekor bawah). Hasil analisis kanonikal truss morfometrik memperlihatkan bahwa Tor douronensis memiliki kemiripan yang lebih dekat dengan Tor soro dibandingkan dengan Tor tambroides. Hasil analisis sharing component intraspesifik menunjukkan bahwa Tor soro memiliki tingkat keragaman yang tertinggi (93.9%) dibandingkan dengan Tor tambroides (73.3%) dan Tor douronensis (60.0%). Secara interspesifik antara Tor douronensis dengan Tor tambroides menunjukkan inklusivitas yang paling tinggi (20.0-26.7%) dibandingkan Tor soro dengan Tor tambroides (6.7%) dan antara Tor douronensis dengan Tor soro (0-13.3%). Keragaan kinerja reproduksi dan larva Tor douronensis, Tor soro, dan Tor tambroides menunjukkan fekunditas tertinggi ada di Tor douronensis (4987.80±17.25 butir Kg-1) sehingga kemungkinan menghasilkan banyak larva tetapi memiliki tingkat kelangsungan hidup terendah (64.27±1.22%) dengan kelainan larva tertinggi (8.40±1.83%). Tor tambroides fekunditasnya paling rendah (1061.19±35.18 butir Kg-1), namun tingkat kelangsungan hidupnya paling baik dan abnormalitasnya paling rendah (81.87±1.22% dan 2.93±0.31%). Spesies ikan yang memiliki fekunditas tinggi (4987.80±17.25 butir Kg-1), tingkat kelangsungan hidup yang tinggi (96.40±1.44%) dan kelainan yang rendah (2.47±0.12%) adalah Tor soro.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquaculture Scienceid
dc.subject.ddcGenetic Diversityid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleKarakteristik Truss Morfometrik, Genotipe dan Reproduksi Tiga Spesies Ikan Potensial Budidaya dalam Genus Tor untuk Pemuliaan Genetikid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordikan genus Torid
dc.subject.keywordkeragaman genetikid
dc.subject.keywordRAPDid
dc.subject.keywordtruss morfometrikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record