| dc.description.abstract | Indonesia memiliki banyak perkebunan teh dan saat ini Indonesia adalah
produsen teh terbesar ketujuh di dunia. Namun demikian proses pengendalian mutu
masih dilakukan secara manual. Di PTPN VIII analisa mutu teh dilakukan oleh tea
taster mengandalkan indra manusia, yakni indra pengecap dan indra penglihatan
untuk menentukan rasa dan warna. Pemutuan secara konvensional ini tidak efektif,
subjektif, tidak akurat dan lambat yang dipengaruhi oleh manusia. Pengolahan citra
dapat meminimalisir kesalahan oleh penguji mutu teh yang belum berpengalaman
dan dapat menjadi acuan dalam menjadikan standar mutu teh. Penentuan mutu
menggunakan pengolahan citra menggunakan data indeks warna hijau.
Pengambilan citra teh dilakukan dengan menempatkan daun teh ke dalam kotak
yang telah diberi lampu ultraviolet dan alas karton berwarna putih dan diambil
dengan kamera. Pemutuan menggunakan alat memiliki akurasi sebesar 48% dan
waktu pemutuan sampel dua kali lebih cepat dibanding pemutuan secara manual.
Pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras masih diperlukan agar alat ini
dapat digunakan dalam pemutuan mutu pucuk teh segar di lapangan. | id |
