dc.description.abstract | Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan komoditas unggulan
akuakultur dengan permintaan dan produksi yang terus meningkat setiap tahunnya.
Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi intensif dan
super-intensif. Dampak intensifikasi yaitu penggunaan air pada budidaya udang
intensif dan limbah budidaya meningkat apabila tidak dikelola dengan baik
sehingga dapat menimbulkan penyakit yang menyebabkan menurunnya
produktivitas, membahayakan ekosistem perairan dan keberlanjutan kegiatan
budidaya. Pengurangan limbah dan penggunaan air dapat dilakukan dengan
menerapkan recirculating aquaculture system (RAS) dengan menggunakan
biofilter seperti makroalga dan kekerangan sebagai organisme filter feeder.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran biofilter rumput laut (Gracilaria
sp.) dan kerang darah (Tegillarca granosa) dengan padat penebaran berbeda pada
RAS terhadap kinerja produksi budidaya udang vaname. Penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap sebanyak 3 ulangan dengan perlakuan tanpa
biofilter (kontrol), 1.5 kg m-3 dan 3.0 kg m-3 biofilter kerang darah. Pemeliharaan
menggunakan wadah beton berdimensi 2.2 m x 1.8 m x 1.5 m dengan perbandingan
kompartemen pemeliharaan udang dan biofilter sebesar 3:1. Filter fisik yang
digunakan terdiri dari dakron dan pasir silika dengan dimensi 75 cm x 42 cm x 20
cm. Padat penebaran udang vaname sebanyak 150 ekor m-2 dengan bobot awal 0.81
± 0.10 g yang dipelihara selama 60 hari dan diberi pakan komersil (protein minimal
40%) sebanyak 3 kali sehari dengan feeding rate sebesar 3 – 15 %. Kinerja produksi
udang terbaik pada perlakuan padat penebaran kerang darah 3 kg m-3 dengan
produktivitas 0.64 kg m-2, kelangsungan hidup 55.83%, laju pertumbuhan mutlak
0.11 gr hari-1, dan laju pertumbuhan spesifik 3.82 % hari-1. | id |