dc.description.abstract | Leunca (Solanum nigrum L.) di Indonesia digunakan untuk pangan dan
bahan obat-obatan tradisional sehingga perlu dikembangkan. Teknik androgenesis
adalah teknik kultur jaringan yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat proses
pemuliaan tanaman melalui pembentukan tanaman haploid ganda yang homozigot
di semua lokusnya. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh pemberian
cekaman suhu dan media starvasi serta penambahan prolina untuk meningkatkan
induksi pembelahan sporofitik sebagai tahap awal androgenesis. Tanaman leunca
yang digunakan adalah tanaman leunca genotipe Badag dan genotipe Leutik.
Perlakuan cekaman suhu dan media starvasi diberikan pada satu minggu pertama
kultur, sementara penambahan prolina 2 mM diberikan pada awal minggu kedua.
Respon kultur antera terhadap perlakuan suhu, media, dan penambahan prolina
tidak berbeda nyata antar genotipe. Penambahan prolina memberikan efek negatif
dibuktikan dengan total hasil induksi sporofitik tanpa penambahan prolina lebih
tinggi dibandingkan total induksi sporofitik dengan penambahan prolina.
Kombinasi perlakuan suhu rendah (4-9°C), media nonstarvasi Nitsch, dan tanpa
penambahan prolina mempunyai hasil total induksi pembelahan sporofitik
terbesar pada genotipe Badag dengan nilai 12.9% pada 2 minggu setelah kultur
(MSK). Kombinasi perlakuan suhu tinggi (32-33°C), media starvasi B, dan tanpa
penambahan prolina mempunyai hasil total induksi pembelahan sporofitik
terbesar pada genotipe Leutik dengan nilai 15.5% pada 2 MSK. Kombinasi
perlakuan yang digunakan belum dapat meningkatkan induksi pembelahan
sporofitik leunca dari penelitian sebelumnya. | id |