Dampak Pembangunan Jalan Tol Bali Mandara terhadap Ekosistem Mangrove di Teluk Benoa Bali.
View/ Open
Date
2018Author
Andika, Ida Bagus Made Baskara
Kusmana, Cecep
Nurjaya, I Wayan
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem mangrove di Teluk Bali ditetapkan menjadi kawasan Taman
Hutan Raya Ngurah Rai pada tahun 1993. Ekosistem mangrove ini terdapat di
sepanjang Teluk Benoa. Kawasan Tahura Ngurah Rai berada di wilayah strategis
pariwisata Bali yaitu Nusa Dua, Kuta, dan Sanur. Selain itu wilayah ini juga
merupakan dua pintu masuk Pulau Bali yaitu Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan
Benoa. Hal tersebut mengakibatkan tekanan yang besar pada kawasan Tahura
Ngurah Rai. Banyak pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
pariwisata pada wilayah sekitar kawasan Tahura Ngurah Rai yang berdampak pada
ekosistem mangrove di wilayah tersebut.
Pada Tahun 2012 dilakukan pembangunan jalan tol Bali Mandara di
sepanjang wilayah perairan Teluk Benoa. Jalan tol Bali Mandara ini merupakan
jalan tol pertama di Bali dan jalan tol atas laut pertama di Indonesia. Jalan tol ini
merupakan jalan pintas yang menghubungkan wilayah Nusa Dua, Bandara Ngurah
Rai, dan Sanur. Dikhawatirkan adanya jalan tol tersebut berdampak pada ekosistem
mangrove di Tahura Ngurah Rai. Dampak lingkungan tersebut dapat terjadi baik
pada saat pembangunan maupun setelah berdirinya jalan tol Bali Mandara. Dampak
yang terjadi diamati berbagai kondisi biofisik lingkungan ekosistem mangrove
yaitu vegetasi dan fauna mangrove, pasang surut dan arus, tanah, dan kualitas air.
Kondisi arus di wilayah perairan Teluk Benoa sangat dipengaruhi oleh
adanya pasang surut. Pada saat pasang arah arus cenderuh mengarah ke dalam teluk,
sedangkan pada saat surut arah arus cenderung mengarah ke luar teluk. Pergerakan
arus mengalami gangguan setelah adanya jalan tol Bali Mandara. Jalan tol yang
berada di sepanjang perairan Teluk Benoa menghambat pergerakan arus yang ada
di wilayah perairan tersebut. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya kecepatan
arus di wilayah perairan Teluk Benoa. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir,
kecepatan arus mengalami penurunan pada setiap kondisi tidal. Pada tahun 1995
kecepatan arus berkisar antara 0 – 1.2 m/dt, sedangkan pada tahun 2016 kecepatan
arus berkisar antara 0 – 0.84 m/dt.
Wilayah perairan Teluk Benoa mengalami peningkatan sedimentasi yang
cukup signifikan. Dalam kurun waktu 9 tahun terakhir telah terjadi peningkatan luas
sedimentasi sebesar 483.62 ha. Pada tahun 2006 luas sedimentasi sebesar 1480.52
ha, sedangkan pada tahun 2015 (setelah pembangunan jalan tol Bali Mandara) luas
sedimentasi sebesar 1966.14 ha. Sedimentasi terjadi diakibatkan oleh berbagai hal,
salah satunya adalah jalan tol Bali Mandara. Adanya jalan tol mengakibatkan arus
air yang membawa material sedimentasi mengalami penurunan kecepatan sehingga
material yang terbawa tersebut menjadi mengendap di wilayah tersebut.
Sedimentasi dampak berdampak positif dengan bertambahnya luas ekosistem
mangrove, tetapi apabila terjadi dalam skala besar dan luas dapat mengakibatkan
kerusakan ekosistem mangrove tersebut.
Kualitas air mengalami penurunan tetapi masih dalam kategori normal
untuk pertumbuhan ekosistem mangrove. Beberapa indikator kualitas air yang
diamati pada penelitian ini yaitu suhu, kekeruhan, derajat keasaman (pH), salinitas
dan kandungan oksigen terlarut (DO). Suhu air tidak mengalami perubahan berkisar
28 – 28.7 °C. Kekeruhan air saat ini berkisar antara 10.4 – 31.5 NTU. Nilai pH
mengalami penurunan, sebelumnya berkisar antara 8.16-8.5 sedangkan pada saat
ini berkisar antara 7.6-7.8. Salinitas air mengalami penurunan, sebelumnya berkisar
antara 19.9-28.2 sedangkan setelah pembangunan jalan tol berkisar antara 14.8-
24.22 ‰. DO mengalami penurunan, sebelumnya berkisar antara 5.96-7.37 mg/L
sedangkan pada saat ini berkisar antara 3.8-5.4 mg/L. Kualitas air di wilayah
ekosistem mangrove sangat dipengaruhi oleh kombinasi antara kandungan air laut
dan air tawar. Adanya pembangunan jalan tol Bali Mandara menghambat masuknya
air laut yang memasuki wilayah Tahura Ngurah Rai. Menurunnya kandungan air
laut di wilayah Tahura Ngurah Rai, mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas
air.
Vegetasi dan fauna mangrove tidak mengalami perubahan signifikan dari
adanya pembangunan jalan tol Bali Mandara. Fauna mangrove yang mendominasi
di wilayah Tahura Ngurah Rai adalah komunitas burung dan komunitas
makrozoobentos. Pada saat ini, pembangunan jalan tol berdampak pada hilangnya
beberapa habitat komunitas burung untuk mencari makan. Ditemukan 12 jenis
Vegetasi mangrove di Tahura Ngurah Rai, didominasi oleh jenis Sonneratia alba
dan Rhizopora apiculata. Belum terjadi perubahan jenis pada saat setelah
pembangunan jalan tol Bali Mandara.
Pembangunan jalan tol Bali Mandara berdampak pada perubahan beberapa
kondisi biofisik lingkungan ekosistem mangrove. Pada saat ini perubahan tersebut
belum berdampak signifikan pada ekosistem mangrove di Tahura Ngurah Rai.
Dampak perubahan tersebut dapat terlihat dalam beberapa tahun kedepan. Apabila
perubahan tersebut dibiarkan maka akan terjadi dampak yang lebih besar pada
ekosistem mangrove di Tahura Ngurah Rai.