Identifikasi Habitat Dasar Perairan Laut Dangkal menggunakan Citra Satelit SPOT-7 di Pulau Kelapa dan Harapan
View/ Open
Date
2018Author
Darmawangsa, Giri Maruto
Suprayudi, Muhammad Agus
Utomo, Nur Bambang Priyo
Ekasari, Julie
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan lele Clarias gariepinus merupakan salah satu komoditas ikan konsumsi
yang banyak diproduksi karena kebutuhan pasarnya tinggi. Namun pengembangan
produksi budidaya ikan lele dihadapkan pada kendala harga pakan yang tinggi
sehingga produksi ikan lele sangat dipengaruhi oleh kemampuan ikan lele
memanfaatkan pakan. Protein adalah komponen nutrien pakan yang paling mahal,
sehingga jumlah komposisi protein akan sangat menentukan harga pakan dalam
kegiatan akuakultur. Pemanfaatan protein yang efisien dapat berpeluang untuk
mengurangi kadar protein pakan, sehingga harga pakan berpotensi untuk
diturunkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi
pemanfaatan protein adalah dengan suplementasi selenium (Se) organik dalam
pakan. Selenium diketahui memiliki peranan dalam memelihara fungsi kelenjar
tiroid dalam mengkatalisis produksi bentuk aktif hormon tiroksin dari tiroid serta
metabolisme nutrien sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja
pertumbuhan dan efisiensi protein pada ikan lele.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh tingkat penambahan
Se organik dalam pakan dengan kadar protein berbeda terhadap pemanfaatan
protein pakan dan laju pertumbuhan ikan lele. Penelitian ini terdiri dari 6
perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas pakan protein
27% tanpa penambahan Se (LP-S0); pakan protein 27% dengan penambahan 3 mg
Se/kg pakan (LP-S3); pakan protein 27% dengan penambahan 6 mg Se/kg pakan
(LP-S6); pakan protein 32% tanpa penambahan Se (HP-S0); pakan protein 32%
dengan penambahan 3 mg Se/kg pakan (HP-S3); dan pakan protein 32% dengan
penambahan 6 mg Se/kg pakan (HP-S6). Ikan uji yang digunakan adalah ikan lele
sebanyak 360 ekor dengan bobot rata-rata 27±0.14 g dipelihara dalam akuarium
dengan dimensi 90 cm x 45 cm x 45 cm sebanyak 18 unit. Ikan dipelihara dengan
padat penebaran 20 ekor/akuarium (142 ekor/m3). Pemeliharaan dilakukan selama
40 hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali per hari secara at
satiation. Parameter yang diukur dalam penelitian ini meliputi biomasa akhir ikan,
jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, retensi
protein, tingkat kelangsungan hidup, retensi lemak, kadar selenium tubuh, protein
darah dan glukosa darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup sama
untuk semua perlakuan yaitu 100%. Biomasa akhir ikan, jumlah konsumsi pakan,
laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, retensi protein, retensi lemak,
selenium tubuh, protein darah dan glukosa darah menunjukkan hasil yang berbeda
nyata antar semua perlakuan dan tidak ada interaksi yang signifikan antara kadar
protein pakan dan konsentrasi Se pakan. Perlakuan HP-S6 yakni perlakuan pakan
berkadar protein 32% dengan penambahan kadar Se pakan sebesar 6 mg/kg adalah
perlakuan terbaik dengan total biomasa akhir 2212 g, laju pertumbuhan spesifik
3.57%, rasio konversi pakan 1.03, retensi protein 61.59%, retensi lemak 81.76%,
kadar Se tubuh 0.15 μg/g, protein darah 11.99% dan glukosa darah 36.89 mg/100
ml.
Collections
- MT - Fisheries [2934]