Evaluasi Fiber Cracking Technology Teknik Amoniasi Pelepah Sawit Kombinasi Indigofera sp. pada Ransum Ruminansia dengan Rusitec
View/ Open
Date
2018Author
Harahap, Rakhmad Perkasa
Jayanegara, Anuraga
Nahrowi
Fakhri, Saitul
Metadata
Show full item recordAbstract
Masalah utama penggunaan pelepah sawit (PS) sebagai pakan ruminansia
adalah kandungan tinggi dari serat lignin deterjen dan netral. PS tidak dapat
digunakan sebagai pakan tunggal, tetapi harus dikombinasikan dengan konsentrat
yang memiliki tingkat protein dan energi tinggi. Oleh karena itu, sangat perlu
mencari alternatif konsentrat campuran, seperti indigofera sp dalam kombinasi
dengan PS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas PS menggunakan
teknologi Fiber Cracking yang dikombinasikan dengan indigofera sp dalam
ransum ruminansia terhadap fermentasi dalam sistem kultur semi-kontinyu
rumen-simulasi (Rusitec). Penelitian ini terdiri dari dua fase; tahap pertama adalah
teknologi fiber cracking dari pelepah kelapa sawit dan yang kedua adalah studi
Rusitec.
Studi tentang teknologi fiber cracking menggunakan PS yang telah diinput
ke dalam mesin fiber cracking. Penelitian Rusitec dilakukan di Laboratorium
Nutrisi Ternak, Badan Teknologi Nuklir Nasional, Lebak Bulus Raya, Jakarta
Selatan, Indonesia. Penelitian ini menggunakan cairan rumen dari fistula Bufallo.
Penelitian ini menggunakan blok lengkap secara acak dengan 4 kali ulangan. Ada
empat perlakuan yang diuji dalam penelitian ini, yaitu (1) PS 60% + Konsentrat
40% (T1), (2) fiber cracking technology (FCT) PS 60% + Konsentrat 40%
(T2), (3) FCT PS 60% + Konsentrat 20% + Indigofera sp. 20% (T3), dan (4)
FCT PS 60% + Indigofera sp. 40% (T4). Parameter yang diukur dalam penelitian
ini adalah amonia cairan rumen, metana, pH, degradasi bahan kering, degradasi
bahan organik, NDF, ADF, metabolisme protein kasar, analisis proksimat,
saponin, tanin. . Data diuji menggunakan analisis varians (ANOVA), jika ada
perbedaan nyata yang dilanjutkan dengan Uji Duncan. FCT menggunakan urea
untuk amoniasi dapat menghancurkan ikatan lignoselulosa dan lignohemiselulosa
yang merupakan faktor penyebab cerna rendah pada ruminansia. T3 adalah
ransum yang memberikan nilai degradasi bahan kering, bahan organik, dan
protein kasar yang tinggi dibandingkan perlakuan lainnya (p<0.001).
Collections
- MT - Animal Science [1208]