Show simple item record

dc.contributor.advisorSutrisno
dc.contributor.advisorDarmawati, Emmy
dc.contributor.authorHartono, Nofa Andriastuti Dewi
dc.date.accessioned2018-09-18T03:34:24Z
dc.date.available2018-09-18T03:34:24Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93826
dc.description.abstractBelimbing merupakan buah tropikal dengan bentuk dan rasa yang unik, serta kandungan gizi yang baik. Belimbing banyak kita jumpai pada pedagang kaki lima (PKL) di pinggir jalan raya. PKL yang berlokasi di pinggir jalan raya menjadi tren di kota besar karena kemudahan diakses oleh pembeli, namun mempunyai dampak negatif yaitu tercemarnya buahan oleh bahan berbahaya dan penurunan mutu yang lebih cepat. Timbal (Pb) yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pencemar bagi buahan yang dijual di pinggir jalan, terutama buah yang dikonsumsi langsung dengan kulitnya seperti belimbing. Pb yang masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan maupun pernapasan dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti ISPA, gejala anemia, hambatan dalam pertumbuhan, sistem kekebalan tubuh yang lemah, gejala autis, kanker paru-paru dan bahkan kematian dini. Terkait hal tersebut, pengemasan menjadi penting untuk menjaga mutu buahan yang dijual di PKL. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh jenis kemasan dan lama pemajangan terhadap resiko cemaran Pb dan penurunan mutu, mengkaji pengaruh pencucian belimbing kontrol (tanpa kemasan) dalam mengurangi residu Pb, serta memilih jenis kemasan terbaik untuk buah belimbing yang dijual pada PKL. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu jenis kemasan dan lama pemajangan. Jenis kemasan yang digunakan styrofoam+plastik stretch, plastik stretch, polipropilen dan polietilen. Belimbing yang digunakan adalah varietas Dewi dengan indeks panen 5 (yaitu warna kuning dengan sedikit warna hijau) dan berat rata-rata 200-250 g/buah. Belimbing yang sudah dikemas dipajang selama 10 (sepuluh) hari pada display PKL. Ada dua bagian rancangan percobaan. Pertama rancangan percobaan untuk membandingkan perlakuan pengemasan dengan kontrol dan yang kedua merupakan rancangan percobaan untuk membandingkan antar perlakuan tanpa kontrol (untuk memilih jenis kemasan terbaik). Penentuan jenis kemasan terbaik menggunakan kuesioner terkait preferensi konsumen tentang atribut mutu sebelum membeli buah belimbing. Pengemasan dapat mengurangi resiko cemaran Pb dan penurunan mutu belimbing yang dipajang pada kios pedagang buah kaki lima (studi kasus pada PKL di sekitar perempatan lampu merah Pasar Rebo, Jakarta Timur). Residu Pb selama pemajangan pada display PKL pada belimbing kontrol (tanpa kemasan) mulai terdeteksi pada hari ke-4 yaitu 0.058 mg/kg, sedangkan belimbing yang dikemas residu Pb masih dibawah batas penetapan alat AAS (dibawah 0.05 mg/kg). Belimbing kontrol hanya dapat bertahan 6 (enam) hari, sedangkan belimbing yang dikemas bertahan 10 (sepuluh) hari. Residu Pb pada belimbing yang tidak dikemas dapat dikurangi dengan pencucian sampai 52.36 %. Berdasarkan hasil pengukuran parameter mutu dan skor evaluasi tingkat kepentingan atribut mutu menunjukkan bahwa kemasan polipropilen merupakan kemasan terbaik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcPost Harvest Technologyid
dc.subject.ddcFruit Harvestingid
dc.titlePengemasan untuk Mengurangi Residu Timbal (Pb) dan Penurunan Mutu pada Penjualan Buah Pedagang Kaki Limaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBelimbingid
dc.subject.keywordkontaminasi Timbal (Pb)id
dc.subject.keywordpedagang kaki limaid
dc.subject.keywordpengemasanid
dc.subject.keywordpencucianid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record