Show simple item record

dc.contributor.advisorNugroho, Lilik Pujantoro Eko
dc.contributor.authorRozak, Abdul Mukhid
dc.date.accessioned2018-09-03T03:01:16Z
dc.date.available2018-09-03T03:01:16Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93575
dc.description.abstractKecamatan Wonosegoro merupakan kecamatan yang terletak di Kabupaten Boyolali dan merupakan kecamatan yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi kecamatan berpenghasil beras, namun potensi tersebut belum digunakan dengan optimal sehingga Kecamatan Wonosegoro saat ini menduduki peringkat ke-16 kecamatan berpenghasil padi dari segi produktivitas di Kabupaten Boyolali. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna mengoptimalkan potensi pertanian kecamatan Wonosegoro adalah dengan memperbaiki sistem irigasi yang ada di Kecamatan Wonosegoro. Pada penelitian ini wilayah yang dijadikan objek penelitian terbatas hanya di enam desa yakni Desa Kedungpilang, Karangjati, Ketoyan, Bandung, Wonosegoro dan Banyusri karena saling berdekatan dan memiliki kedataran lahan yang seragam. Farmstead yang diracang di Kecamatan Wonosegoro berusaha memperbaiki jaringan irigasi yang saat ini dinilai masih belum optimal serta menambahkan sebuah pusat usaha pascapanen. Wilayah farmstead dibagi menjadi enam zona yakni zona A, B, C, D, E dan F. Jaringan irigasi dibangun dengan memanfaatkan aplikasi CROPWAT 8 untuk membantu menghitung kebutuhan air irigasi dan peta kontur di Wilayah Kecamatan Wonosegoro. Penggunaan aplikasi CROPWAT dipilih karena menggunakan persamaan dari Penman-Monteith dimana beberapa studi sebelumnya menyebutkan bahwa model Penman-Monteith memberikan pendugaan yang akurat sehingga FAO (Food and Agricultural Organitation) merekomendasikan penggunaannya untuk menduga laju evapotranspirasi standar dalam menduga kebutuhan air bagi tanaman. Hasil perhitungan kebutuhan irigasi menunjukkan Sungai Serang yang menjadi sumber utama irigasi tidak mampu memenuhi kebutuhan irigasi pada saat bulan kering dengan total kekurangan mencapai 795 liter/detik. Usaha untuk mencukupi kebutuhan air irigasi di wilayah rancangan dengan dibangun sebuah bendungan dan reservoir berukuran luas 1.34 km2 dengan kedalaman 5 m yang dibangun di Desa Kedungringin. Perencanaan perbaikan jaringan irigasi bertujuan agar sawah yang awalnya merupakan sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi yang mampu panen dua kali dalam setahun sehingga produktifitas wilayah dapat meningkat hingga 24.4%. Perencanaan lokasi pembuatan pusat usaha pascapanen dan informasi pertanian menggunakan metode MCDM (Multi-Criteria Decission Making), hasil yang didapatkan adalah lokasi yang memilki nilai bobot tertinggi di Desa Wonosegoro sebagai lokasi pembangunan fasilitas tersebut.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultural machinesid
dc.subject.ddcFarmsteadid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBoyolaliid
dc.titleRancangan Farmstead Berbasis Kebutuhan Air untuk Meningkatkan Produktivitas Wilayah di Kecamatan Wonosegoro, Boyolaliid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordCROPWATid
dc.subject.keywordFarmsteadid
dc.subject.keywordKecamatan Wonosegoroid
dc.subject.keywordMCDMid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record