dc.description.abstract | Pasteurella multocida adalah bakteri yang menyebabkan pasteurellosis.
Pasteurellosis biasanya dicegah dengan vaksin dan diobati dengan antibiotik. Ada
beberapa laporan bahwa P. multocida telah menjadi resisten terhadap antibiotik
tersebut. Salah satu solusinya adalah mencari metode terapeutik yang lebih
potensial. Hemolimfe sebagai komponen sirkulasi primitif mengandung berbagai
sel, protein, dan molekul yang bertindak sebagai bagian utama dari sistem
kekebalan invertebrata. Solusi untuk mengobati pasteurellosis mungkin berasal
dari protein dan peptida hemolimfe Achatina fulica. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profil ekspresi protein imunologi dari hemolimfe bekicot Afrika
raksasa setelah diinfeksi Pasteurella multocida. Lima belas A. fulica dibagi
menjadi tiga kelompok: (1) kontrol yang disuntikkan 0.2 cc air ultrapure, (2)
bekicot yang disuntik dengan 0.2 cc sel hidup P. multocida, dan (3) bekicot yang
disuntik dengan 0.2 cc sel mati P. multocida. Sel mati P. multocida diperoleh
dengan memanaskannya pada suhu 100℃ selama 10 menit. Sebanyak 0.2 cc
hemolimfe dikumpulkan dari setiap bekicot masing-masing kelompok melalui
tusukan jantung kapiler. Pengambilan hemolimfe dilakukan setiap jam selama 24
jam. Sampel hemolimfe yang dikumpulkan disiapkan untuk SDS-PAGE sesuai
dengan metode Laemmli. Hasil SDS-PAGE dianalisis dengan t-test, MeV, two
way ANOVA, dan uji Duncan menggunakan R program. Berdasarkan analisis
tersebut, diperoleh 79 pita protein. A. fulica yang terinfeksi P. multocida
tampaknya menghasilkan lebih banyak pita protein hemolimfe total pada jam ke-5
dan khususnya pada yang terinfeksi sel mati. Pita protein 10.9 kDa lebih sering
muncul daripada yang lain dan menghasilkan volume mentah tertinggi pada
perlakuan sel mati pada jam ke-11. Hasil dari analisis PCA diduga bahwa titik
balik reaksi protein imunologis terhadap sel bakteri dinetralisasi pada jam ke-14. | id |