Show simple item record

dc.contributor.advisorWidarto, Tri Heru
dc.contributor.advisorChumnanpuen, Pramote
dc.contributor.authorYunike, Tamara
dc.date.accessioned2018-08-29T04:22:11Z
dc.date.available2018-08-29T04:22:11Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93344
dc.description.abstractPasteurella multocida adalah bakteri yang menyebabkan pasteurellosis. Pasteurellosis biasanya dicegah dengan vaksin dan diobati dengan antibiotik. Ada beberapa laporan bahwa P. multocida telah menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut. Salah satu solusinya adalah mencari metode terapeutik yang lebih potensial. Hemolimfe sebagai komponen sirkulasi primitif mengandung berbagai sel, protein, dan molekul yang bertindak sebagai bagian utama dari sistem kekebalan invertebrata. Solusi untuk mengobati pasteurellosis mungkin berasal dari protein dan peptida hemolimfe Achatina fulica. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil ekspresi protein imunologi dari hemolimfe bekicot Afrika raksasa setelah diinfeksi Pasteurella multocida. Lima belas A. fulica dibagi menjadi tiga kelompok: (1) kontrol yang disuntikkan 0.2 cc air ultrapure, (2) bekicot yang disuntik dengan 0.2 cc sel hidup P. multocida, dan (3) bekicot yang disuntik dengan 0.2 cc sel mati P. multocida. Sel mati P. multocida diperoleh dengan memanaskannya pada suhu 100℃ selama 10 menit. Sebanyak 0.2 cc hemolimfe dikumpulkan dari setiap bekicot masing-masing kelompok melalui tusukan jantung kapiler. Pengambilan hemolimfe dilakukan setiap jam selama 24 jam. Sampel hemolimfe yang dikumpulkan disiapkan untuk SDS-PAGE sesuai dengan metode Laemmli. Hasil SDS-PAGE dianalisis dengan t-test, MeV, two way ANOVA, dan uji Duncan menggunakan R program. Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh 79 pita protein. A. fulica yang terinfeksi P. multocida tampaknya menghasilkan lebih banyak pita protein hemolimfe total pada jam ke-5 dan khususnya pada yang terinfeksi sel mati. Pita protein 10.9 kDa lebih sering muncul daripada yang lain dan menghasilkan volume mentah tertinggi pada perlakuan sel mati pada jam ke-11. Hasil dari analisis PCA diduga bahwa titik balik reaksi protein imunologis terhadap sel bakteri dinetralisasi pada jam ke-14.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcBiologyid
dc.subject.ddcImmunological methodid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleProfil Protein Imunologi dari Hemolimfe Achatina fulica Setelah Infeksi Pasteurella multocidaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordAchatina fulicaid
dc.subject.keywordhemolimfe gastropodaid
dc.subject.keywordprotein imunologiid
dc.subject.keywordPasteurella multocidaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record