dc.description.abstract | Antibiotic as growth promoter (AGP) merupakan salah satu feed additive
yang dapat meningkatkan performa ternak. Namun, AGP meninggalkan residu dan
mengakibatkan resistensi mikrobiota saluran pencernaan. Hal ini mengakibatkan
AGP dilarang penggunaannya sejak tahun 2006. Salah satu upenggantinya adalah
probiotik. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi aktivitas dan viabilitas isolat
bakteri asam laktat (BAL), khamir serta konsorsium BAL dan khamir asal ayam
kampung dan bebek lokal sebagai kandidat probiotik terhadap garam empedu, asam
lambung, kondisi asam dan bakteri patogen pada saluran pencernaan serta
mengevaluasi pemberian kandidat probiotik terhadap kecernaan pakan puyuh.
Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu pengujian aktivitas dan
viabilitas kandidat probiotik dan pengujian kecernaan kandidat probiotik pada
puyuh. Rancangan percobaan yang digunakan pada dalam penelitian tahap pertama
adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan faktor A adalah jenis
isolat kandidat probiotik yaitu isolat BAL AKK-30, khamir B-18 serta konsorsium
BAL AKK-30 dan khamir B-18 sedangkan faktor B adalah jenis bakteri patogen
(Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan
Salmonella pullorum) pada pengujian antimikroba dan antibiotik (streptomycin,
penicillin dan erythromycin) pada pengujian sensitivitas. Pengujian viabilitas
terhadap asam lambung dan garam empedu menggunakan rancangan percobaan
berupa rancangan acak kelompok (RAL) pola faktorial. Rancangan percobaan pada
tahap ke dua adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan berupa
kontrol negatif (tanpa pemberian probiotik), probiotik BAL AKK-30, probiotik S.
cerevisiae B-18, probiotik konsorsium dan kontrol positif (probiotik komersial).
Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah zona bening dari penghambatan
bakteri patogen, zona bening dari sensitivitas isolat uji, jumlah koloni sebelum dan
sesudah uji viabilitas garam empedu, asam lambung, pH 2 dan pH 3, konsumsi
ransum, konsumsi energi, bobot ekskreta, ekskresi energi, konsumsi nitrogen,
ekskresi nitrogen, retensi nitrogen, energi metabolis semu (EMS), energi metabolis
murni (EMM), energi metabolis semu terkoreksi nitrogen (EMSn) dan energi
metabolis murni terkoreksi nitrogen (EMMn). Analisis data menggunakan analisis
ragam dan nilai yang berbeda nyata diuji lanjut Duncan.
Ketiga isolat uji menunjukkan adanya aktivitas penghambatan pada bakteri S.
aureus, P. aeruginosa dan S. pullorum. Aktivitas penghambatan tertinggi dilakukan
oleh khamir B-18 terhadap S. aureus sebesar 17.28 mm. Khamir B-18 dan
konsorsium resisten terhadap antiobiotik streptomycin, penicillin dan erythromycin
sedangkan BAL AKK-30 resisten terhadap antiobiotik streptomycin dan penicillin.
BAL AKK-30 toleran terhadap garam empedu sedangkan khamir B-18 toleran
terhadap kondisi asam. Hasil analisis ragam pada konsumsi ransum, konsumsi
energi, bobot ekskreta, ekskresi energi, konsumsi nitrogen, ekskresi nitrogen,
retensi nitrogen dan energi metabolis menunjukkan tidak berbeda nyata antar
perlakuan. Namun, pemberian probiotik BAL AKK-30 berdampak positif terhadap
konsumsi ransum, konsumsi energi, konsumsi nitrogen, EMS, EMM, EMSn,
EMMn sebesar 122.50 g, 435.11 g, 351.42 g, 2637.46 kal g-1, 2891.32 kal g-1,
2623.33 kal g-1 dan 2877.18 kal g-1. Bobot ekskreta dan ekskresi nitrogen meningkat
ketika puyuh tidak diberikan probiotik. Pemberian probiotik komersial
meningkatkan retensi nitrogen sebesar 68.40% dan ekskresi menurun sebesar 68.40
g. Hasil pengujian kandidat probiotik menunjukkan bahwa aktivitas dan viabilitas
masing-masing isolat uji berbeda dan tidak terdapat pengaruh signifikan pada
pemberian probiotik terhadap kecernaan pakan puyuh. | id |