Studi Hubungan Kejadian Getah Kuning dengan Kandungan Kalsium pada Perikarp Buah Manggis (Garcinia mangostana L.).
View/ Open
Date
2018Author
Tanari, Yulinda
Efendi, Darda
Poerwanto, Roedhy
Sopandie, Didy
Suketi, Ketty
Metadata
Show full item recordAbstract
Getah kuning merupakan masalah dalam ekspor buah manggis. Buah
manggis yang bergetah kuning memiliki rasa yang pahit dan penampilan menjadi
tidak menarik. Kejadian getah kuning disebabkan oleh rendahnya kandungan Ca
pada perikarp buah dan dipicu oleh perubahan air tanah yang ekstrim serta
desakan dari biji dan aril ke bagian perikarp buah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh posisi buah
dalam kanopi pohon dengan kejadian getah kuning buah manggis
(Garcinia mangostana L), (2) Pengaruh aplikasi kalsium (Ca) dan posisi buah
dalam kanopi pohon dengan kejadian getah kuning, (3) Pengaruh aplikasi Ca dan
naungan terhadap kejadian getah kuning, (4) Interaksi Ca dan Napthaleneacetic
Acid (NAA) dalam mengendalikan kejadian getah kuning, (5) Kandungan Ca
daun pada setiap stadia pertumbuhan manggis.
Penelitian dilakukan di empat lokasi yaitu di Kampung Cengal Kabupaten
Bogor yang berada pada ketinggian 390-398 m dari permukaan laut (mdpl),
Kebun Pusat Kajian Hortikultura Tropika (310 mdpl), Desa Tandolala (508 mdpl)
dan Desa Kamba Kabupaten Poso (700 mdpl). Penelitian berlangsung dari
Oktober 2013 hingga Oktober 2016 (36 bulan). Pengamatan faktor fisik dan kimia
buah dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen IPB, Laboratorium PKHT dan
Laboratorium Ilmu Alamiah Dasar Universitas Sintuwu Maroso, sedangkan
pengamatan kandungan Ca tanah, daun dan perikarp buah dilaksanakan di
Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah IPB.
Penelitian terdiri atas 4 percobaan. Percobaan pertama yaitu pengaruh
posisi buah pada kanopi terhadap kejadian getah kuning manggis dilakukan di 2
lokasi penelitian yaitu di Kampung Cengal Kabupaten Bogor (1A) dan di Desa
Tandolala Kabupaten Poso (1B) menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT). Percobaan kedua aplikasi kalsium dan pemberian naungan
untuk mengetahui tingkat cemaran getah kuning menggunakan RKLT faktorial
dilakukan di kebun PKHT Tajur Kabupaten Bogor. Percobaan ketiga interaksi Ca
dan NAA untuk mengendalikan getah kuning menggunakan RKLT faktorial
dilakukan di Desa Kamba Kabupaten Poso. Percobaan keempat kandungan Ca
pada setiap stadia pertumbuhan manggis menggunakan RKLT dilakukan di Desa
Tandolala Kabupaten Poso.
Hasil pada percobaan 1A adalah persentase cemaran getah kuning pada kulit
tidak dipengaruhi oleh posisi buah pada kanopi pohon, akan tetapi cenderung
mempengaruhi persentase cemaran getah kuning pada aril. Skor buah bergetah
kuning pada aril nyata lebih rendah pada sektor 5 (atas dalam) dibandingkan
dengan sektor 3 (tengah dalam). Rata-rata persentase getah kuning pada kulit
mencapai 92% sedangkan pada aril sebesar 52%. Pada percobaan 1B, posisi buah
yang terpapar cahaya pada pohon dengan aplikasi 4.8 kg Ca/pohon/tahun pada
saat fase bunga mekar meningkatkan kandungan Ca pektat pada perikarp buah dan
menurunkan cemaran getah kuning pada juring, aril dan kulit buah manggis.
Pada percobaan 2, aplikasi Ca 3.2 kg Ca/pohon/tahun berpengaruh yata
terhadap penurunan cemaran getah kuning manggis sedangkan pemberian
naungan 0 dan 50% serta kombinasi antara naungan dan cahaya tidak
berpengaruh. Intensitas cahaya yang diterima tanaman yang diberi naungan 50%
sebesar 3 611 lux diduga cukup untuk melaksanakan proses fisiologi tanaman
seperti fotosintesis dan transpirasi. Terjadi rontok buah pada perlakuan naungan
90% 2 minggu setelah aplikasi Ca dan pemberian naungan. Pemberian naungan
90% pada tanaman manggis menyebabkan tanaman kembali membentuk flush
dengan ciri warna daun kemerahan dan buah gugur. Rendahnya intensitas cahaya
pada tanaman yang diberi naungan 90% menyebabkan menurunnya aktivitas
fotosintesis yang berakibat pada menurunnya pasokan asimilat ke buah karena
tingkat ketersediaan asimilat yang tinggi selama perkembangan buah sangat
diperlukan untuk mencegah kerontokan buah. Selain itu persaingan antara
pembentukan flush baru (vegetatif) dengan pertumbuhan buah menyebabkan
berkurangnya fotosintat yang diarahkan ke bagian buah.
Aplikasi 4.8 kg Ca/pohon/tahun dengan 200 ppm NAA melalui
penyemprotan pada buah sebanyak 5 ml/buah efektif meningkatkan kandungan Ca
pektat pada perikarp dan menurunkan persentase buah tercemar getah kuning
menjadi 0% pada juring dan aril serta 12.3% pada kulit dibandingkan dengan
kontrol dengan cemaran getah kuning sebesar 17.8% pada juring, 36.8% pada aril
dan 56.1% pada kulit buah. Aplikasi NAA diduga menyebabkan peningkatan
pembelahan sel sehingga terbentuk bidang-bidang apoplas baru pada buah. Buah
menjadi sink yang kuat karena bidang-bidang yang baru terbentuk membutuhkan
Ca untuk menyusun struktur dinding selnya. Keberadaan Ca yang berfungsi secara
struktural memperkokoh dinding sel menyebabkan sel penyusun saluran sekretori
menjadi kuat sehingga getah tidak keluar mencemari aril dan kulit buah manggis
Kandungan Ca pada daun dewasa tidak berbeda nyata dengan kandungan Ca
pada stadia dormansi. Translokasi Ca mengikuti laju aliran transpirasi sehingga
kandungan Ca lebih tinggi pada daun dibandingkan pada buah. Kandungan Ca
pada daun dewasa, dormansi dan buah yang tidak berbeda nyata diduga
disebabkan karena pada saat fase berbuah, buah menjadi sink yang kuat untuk
menarik asimilat untuk perkembangan buah dan juga disebabkan adanya
perlakuan aplikasi Ca pada saat antesis. Hasil ini juga sekaligus membuktikan
bahwa aplikasi Ca pada saat antesis dapat meningkatkan kandungan Ca buah
sehingga cukup untuk meningkatkan kualitas buah. Kandungan Ca oksalat
cenderung lebih tinggi pada daun dibandingkan dengan Ca pektat.
Collections
- DT - Agriculture [748]