Show simple item record

dc.contributor.advisorHidayat, Purnama
dc.contributor.advisorRauf, Aunu
dc.contributor.advisorMaryana, Nina
dc.contributor.authorMaharani, Yani
dc.date.accessioned2018-07-20T08:58:02Z
dc.date.available2018-07-20T08:58:02Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92507
dc.description.abstractKutudaun merupakan salah satu kelompok hama penting pada berbagai tanaman budidaya. Serangga ini dapat menjadi vektor virus penyakit tanaman yang dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Informasi terkini mengenai keanekaragaman dan taksonomi kutudaun di Indonesia masih terbatas. Sebagian penelitian tentang taksonomi kutudaun terdahulu dilakukan oleh peneliti asing pada masa penjajahan Belanda. Publikasi terbaru tentang taksonomi kutudaun di Indonesia, termasuk Jawa Barat dilakukan oleh Noordam pada tahun 2004. Informasi tentang taksonomi kutudaun sangat penting dalam kaitannya dengan informasi keanekaragaman serangga dan pengendalian organisme penggangu tumbuhan (OPT) di Indonesia. Perubahan iklim yang sedang terjadi serta tampak jelasnya sistem pasar global dapat memengaruhi sebaran kutudaun baik secara horizontal maupun vertikal. Secara umum, penelitian ini bertujuan menginventarisasi kutudaun di daerah Jawa Barat dan mengembangkan kunci identifikasinya. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi kutudaun, mengetahui jenis tanaman inang, serta daerah persebaran kutudaun di Jawa Barat; dan (2) mengembangkan kunci identifikasi kutudaun tradisional, yaitu kunci dikotomi; dan membuat kunci identifikasi multi-akses, yaitu dengan perangkat lunak LUCID. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive pada berbagai tanaman pertanian dan gulma di daerah Bogor, Sukabumi, Cianjur, Karawang, Subang, Bandung Barat, Bandung Selatan, Ciamis, Garut, Tasikmalaya, Cirebon, dan Kuningan. Sampel kutudaun, parasitoid, dan semut yang berasosiasi pada koloni kutudaun diambil secara langsung pada tanaman inang. Semua sampel yang diperoleh diawetkan dalam bentuk preparat mikroskop dan selanjutnya diidentifikasi. Proses pengawetan kutudaun, parasitoid, dan semut mengikuti beberapa publikasi yang sudah ada, sedangkan identifikasi spesimen mengacu pada beberapa sumber. Total tanaman yang diamati dalam penelitian ini adalah 128 spesies yang terdiri atas 47 famili. Hasil identifikasi terhadap sampel yang diperoleh adalah 64 spesies kutudaun yang 25 di antaranya merupakan spesies yang belum dilaporkan keberadaannya di Jawa Barat. Kutudaun yang ditemukan terdiri atas enam Subfamili, yaitu Aphidinae, Eriosomatinae, Greenideinae, Hormaphidinae, Lachninae, dan Neophyllaphidinae. Seluruh spesimen kutudaun yang diperoleh pada penelitian ini disimpan di Museum Serangga Soemartono Sosromarsono, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB. Spesies kutudaun yang paling banyak ditemukan adalah Aphis gossypii Glover dari Subfamili Aphidinae dan Tribe Aphidini, sedangkan tanaman yang paling banyak terserang kutudaun adalah dari kelompok Famili Poaceae. Kutudaun yang ditemukan umumnya bersifat oligofag, yaitu mempunyai inang dari berbagai spesies tanaman dalam satu famili. Salah satu kutudaun yang ditemukan, Macrosiphum euphorbiae (Thomas) merupakan organisme penggangu tumbuhan karantina (OPTK) golongan A1, yang v artinya kutudaun tersebut merupakan serangga hama yang belum ada di Indonesia dan dicegah keberadaanya di wilayah Indonesia. Kunci identifikasi dibuat untuk semua kutudaun yang ditemukan di Jawa Barat, baik dari hasil penelitian sebelumnya maupun hasil penelitian ini, dengan total 158 spesies. Kunci identifikasi dibuat dalam dua bentuk, yaitu kunci identifikasi dikotomi dan kunci identifikasi multi-akses yang dibuat dengan perangkat lunak LUCID 3.5. Kunci identifikasi dilengkapi dengan gambar sebagai petunjuk dalam mengenali karakter taksonomi kutudaun. Kunci identifikasi multiakses yang dibuat dengan perangkat lunak LUCID 3.5 memiliki kelebihan yaitu lebih mudah digunakan, interaktif dan lebih cepat dalam mendapatkan hasil identifikasi, namun memerlukan komputer dalam penggunaanya. Temuan 25 spesies kutudaun yang tidak pernah dilaporkan di Jawa Barat menunjukkan bahwa banyak spesies kutudaun di Jawa Barat atau Indonesia mungkin masih banyak yang belum diidentifikasi dan dilaporkan. Penelitian ini juga mengumpulkan beberapa informasi baru mengenai status hama kutudaun dan informasi baru tentang sebaran tanaman inang yang sangat berguna dalam pengelolaan hama. Penelitian keanekaragaman hayati dan taksonomi secara reguler diperlukan untuk memperbarui informasi keanekaragaman hayati serta untuk tujuan karantina dan perlindungan tanaman. Kunci identifikasi multi akses kutudaun di Jawa Barat adalah yang pertama menggunakan perangkat lunak LUCID untuk serangga di Indonesia. Kunci identifikasi ini memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu biologi di Indonesia, khususnya dalam bidang taksonomi serangga.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEntomologyid
dc.subject.ddcHempteraid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleDeskripsi Spesies dan Pengembangan Kunci Identifikasi Kutudaun (Hemiptera: Aphididae) di Jawa Baratid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordAphidid
dc.subject.keywordbiodiversitasid
dc.subject.keyworddikotomiid
dc.subject.keywordkunci identifikasiid
dc.subject.keywordmulti-aksesid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record