Deskripsi Spesies dan Pengembangan Kunci Identifikasi Kutudaun (Hemiptera: Aphididae) di Jawa Barat
View/ Open
Date
2018Author
Maharani, Yani
Hidayat, Purnama
Rauf, Aunu
Maryana, Nina
Metadata
Show full item recordAbstract
Kutudaun merupakan salah satu kelompok hama penting pada berbagai
tanaman budidaya. Serangga ini dapat menjadi vektor virus penyakit tanaman yang
dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Informasi terkini mengenai
keanekaragaman dan taksonomi kutudaun di Indonesia masih terbatas. Sebagian
penelitian tentang taksonomi kutudaun terdahulu dilakukan oleh peneliti asing pada
masa penjajahan Belanda. Publikasi terbaru tentang taksonomi kutudaun di
Indonesia, termasuk Jawa Barat dilakukan oleh Noordam pada tahun 2004.
Informasi tentang taksonomi kutudaun sangat penting dalam kaitannya
dengan informasi keanekaragaman serangga dan pengendalian organisme
penggangu tumbuhan (OPT) di Indonesia. Perubahan iklim yang sedang terjadi
serta tampak jelasnya sistem pasar global dapat memengaruhi sebaran kutudaun
baik secara horizontal maupun vertikal. Secara umum, penelitian ini bertujuan
menginventarisasi kutudaun di daerah Jawa Barat dan mengembangkan kunci
identifikasinya. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi
kutudaun, mengetahui jenis tanaman inang, serta daerah persebaran kutudaun di
Jawa Barat; dan (2) mengembangkan kunci identifikasi kutudaun tradisional, yaitu
kunci dikotomi; dan membuat kunci identifikasi multi-akses, yaitu dengan
perangkat lunak LUCID.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive pada berbagai tanaman
pertanian dan gulma di daerah Bogor, Sukabumi, Cianjur, Karawang, Subang,
Bandung Barat, Bandung Selatan, Ciamis, Garut, Tasikmalaya, Cirebon, dan
Kuningan. Sampel kutudaun, parasitoid, dan semut yang berasosiasi pada koloni
kutudaun diambil secara langsung pada tanaman inang. Semua sampel yang
diperoleh diawetkan dalam bentuk preparat mikroskop dan selanjutnya
diidentifikasi. Proses pengawetan kutudaun, parasitoid, dan semut mengikuti
beberapa publikasi yang sudah ada, sedangkan identifikasi spesimen mengacu pada
beberapa sumber.
Total tanaman yang diamati dalam penelitian ini adalah 128 spesies yang
terdiri atas 47 famili. Hasil identifikasi terhadap sampel yang diperoleh adalah 64
spesies kutudaun yang 25 di antaranya merupakan spesies yang belum dilaporkan
keberadaannya di Jawa Barat. Kutudaun yang ditemukan terdiri atas enam
Subfamili, yaitu Aphidinae, Eriosomatinae, Greenideinae, Hormaphidinae,
Lachninae, dan Neophyllaphidinae. Seluruh spesimen kutudaun yang diperoleh
pada penelitian ini disimpan di Museum Serangga Soemartono Sosromarsono,
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB. Spesies kutudaun yang
paling banyak ditemukan adalah Aphis gossypii Glover dari Subfamili Aphidinae
dan Tribe Aphidini, sedangkan tanaman yang paling banyak terserang kutudaun
adalah dari kelompok Famili Poaceae. Kutudaun yang ditemukan umumnya
bersifat oligofag, yaitu mempunyai inang dari berbagai spesies tanaman dalam satu
famili. Salah satu kutudaun yang ditemukan, Macrosiphum euphorbiae (Thomas)
merupakan organisme penggangu tumbuhan karantina (OPTK) golongan A1, yang
v
artinya kutudaun tersebut merupakan serangga hama yang belum ada di Indonesia
dan dicegah keberadaanya di wilayah Indonesia.
Kunci identifikasi dibuat untuk semua kutudaun yang ditemukan di Jawa
Barat, baik dari hasil penelitian sebelumnya maupun hasil penelitian ini, dengan
total 158 spesies. Kunci identifikasi dibuat dalam dua bentuk, yaitu kunci
identifikasi dikotomi dan kunci identifikasi multi-akses yang dibuat dengan
perangkat lunak LUCID 3.5. Kunci identifikasi dilengkapi dengan gambar sebagai
petunjuk dalam mengenali karakter taksonomi kutudaun. Kunci identifikasi multiakses
yang dibuat dengan perangkat lunak LUCID 3.5 memiliki kelebihan yaitu
lebih mudah digunakan, interaktif dan lebih cepat dalam mendapatkan hasil
identifikasi, namun memerlukan komputer dalam penggunaanya.
Temuan 25 spesies kutudaun yang tidak pernah dilaporkan di Jawa Barat
menunjukkan bahwa banyak spesies kutudaun di Jawa Barat atau Indonesia
mungkin masih banyak yang belum diidentifikasi dan dilaporkan. Penelitian ini
juga mengumpulkan beberapa informasi baru mengenai status hama kutudaun dan
informasi baru tentang sebaran tanaman inang yang sangat berguna dalam
pengelolaan hama. Penelitian keanekaragaman hayati dan taksonomi secara reguler
diperlukan untuk memperbarui informasi keanekaragaman hayati serta untuk tujuan
karantina dan perlindungan tanaman. Kunci identifikasi multi akses kutudaun di
Jawa Barat adalah yang pertama menggunakan perangkat lunak LUCID untuk
serangga di Indonesia. Kunci identifikasi ini memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu biologi di Indonesia, khususnya dalam bidang taksonomi
serangga.
Collections
- DT - Agriculture [750]