Show simple item record

dc.contributor.advisorBudijanto, Slamet
dc.contributor.advisorNuraida, Lilis
dc.contributor.authorNurtiana, Winda
dc.date.accessioned2018-07-19T10:17:10Z
dc.date.available2018-07-19T10:17:10Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92498
dc.description.abstractKanker kolon adalah penyakit yang terjadi di permukaan usus besar. Dari semua kasus kanker, penyakit ini menempati urutan ketiga yang sering didiagnosa pada wanita dan urutan kedua pada pria. Faktor terbesar penyebab penyakit ini adalah kurangnya konsumsi serat pangan dan senyawa bioaktif pada diet seharihari. Salah satu bahan pangan yang kaya akan serat pangan dan senyawa bioaktif adalah bekatul beras hitam. Bekatul beras hitam merupakan salah satu bahan pangan yang kurang termanfaatkan. Bekatul beras hitam ini mengandung serat pangan yang lebih tinggi dibandingkan sumber serat pangan yang lain seperti sayuran dan buahbuahan. Senyawa bioaktif yang terdapat pada padi terkamulasi pada bekatul. Serat pangan dan senyawa bioaktif ini memiliki kemampuan dalam menghambat perkembangan kanker kolon. Serat pangan larut sangat mudah untuk difermentasi oleh bakteri baik yang terdapat pada kolon seperti bakteri asam laktat. Hasil proses fermentasi ini adalah asam lemak rantai pendek. Asam lemak rantai pendek terutama asam butirat memiliki sifat protektif terhadap kanker kolon. Asam lemak rantai pendek akan menurunkan pH kolon, meningkatkan jumlah bakteri asam laktat dalam kolon, dan menurunkan aktivitas enzim β-glucuronidase yang merupakan salah satu penanda kanker kolon. Senyawa bioaktif dapat mencegah karsinogen mencapai sel target sehingga tidak terjadi mutasi DNA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi potensi bekatul beras hitam dalam menghambat perkembangan kanker kolon secara in vivo melalui identifikasi aktivitas enzim β-glucuronidase pada dinding sekum, konsentrasi asam lemak rantai pendek pada feses dan isi sekum, pH feses dan isi sekum, dan total bakteri asam laktat pada feses dan isi sekum mencit BALB/c yang diinduksi karsinogen kanker kolon. Pada penelitian ini, mencit BALB/c jantan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol positif yang diinduksi karsinogen AOM+DSS dan diberi ransum standar (K+), kelompok kontrol negatif yang tidak diinduksi karsinogen AOM+DSS dan diberi ransum standar (K-), dan kelompok perlakuan yang diinduksi karsinogen AOM+DSS dan diberi ransum yang sumber seratnya dimodifikasi oleh bekatul beras hitam (BBH). Analisis dilakukan pada feses dan sekum mencit yaitu pada tahap pra-induksi ketika mencit diberi ransum standar, pra-induksi ketika mencit diberi ransum uji, delapan minggu pasca induksi AOM, dan 16 minggu pasca induksi AOM. Analisis pada sekum dianalisis sesaat setelah mencit di-euthanasia yaitu 17 minggu pasca induksi AOM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam lemak rantai pendek terutama asam butirat pada feses kelompok BBH pada 16 minggu pasca induksi AOM lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok K+ (22.82±2.88 mmol vs 6.21±1.71 mmol), nilai pH feses kelompok BBH pada 16 minggu pasca induksi AOM lebih rendah dibandingkan dengan kelompok K+ (7.38±0.06 vs 8.17±0.06), total BAL pada feses kelompok BBH pada 16 minggu pasca induksi AOM lebih tinggi dibandingkan kelompok K+ (8.24±0.09 log CFU/g vs 6.97±0.56 log CFU/g), dan aktivitas total enzim β-glucuronidase pada dinding sekum mencit kelompok BBH pada 17 minggu pasca induksi AOM lebih rendah dibandingkan dengan kelompok K+ (222.85±17.05 nmol fenolftalein/sekum/menit vs 360.29±74.19 nmol fenolftalein/sekum/menit). Hasil tersebut menunjukkan bahwa bekatul beras hitam dapat menghambat perkembangan kanker kolon. Hasil evaluasi histopatologi jaringan kolon mencit menunjukkan bahwa perkembangan karsinogenesis baik pada kelompok BBH maupun K+ telah terjadi displasia. Meskipun tahapan perkembangan karsinogenesisnya sama, tetapi perkembangan kanker kolon pada kelompok BBH dapat lebih dihambat dibandingkan dengan kelompok K+ yang ditujukkan dengan jumlah nodul yang terjadi pada permukaan kolon kelompok BBH dan K+ yaitu 16±4.53 buah vs 6±2.49 buah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood Sciencesid
dc.subject.ddcPotency Black Riceid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePotensi Bekatul Beras Hitam untuk Mengubah Konsentrasi Asam Lemak Rantai Pendek dan Aktivitas Enzim β-glucuronidase sebagai Penghambat Perkembangan Kanker Kolon secara In vivo.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordasam lemakid
dc.subject.keywordrantai pendekid
dc.subject.keywordbakteri asam laktatid
dc.subject.keywordbekatul beras hitamid
dc.subject.keywordenzim β-glucuronidaseid
dc.subject.keywordkanker kolonid
dc.subject.keywordserat panganid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record