Show simple item record

dc.contributor.advisorSuhardiyanto, Herry
dc.contributor.advisorMuhamad, Syukur
dc.contributor.authorAmaliah, Wenny
dc.date.accessioned2018-06-26T04:42:34Z
dc.date.available2018-06-26T04:42:34Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92409
dc.description.abstractProduksi cabai di Indonesia sangat tidak stabil karena sebagian besar lahan untuk budidaya tanaman cabai adalah lahan terbuka yang sangat dipengaruhi oleh cuaca. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan teknologi hidroponik untuk budidaya tanaman cabai di dalam rumah tanaman. Sebagai metode pendinginan yang efisien dari segi konsumsi energi untuk rumah tanaman di daerah tropika, pendinginan daerah perakaran dapat diterapkan dengan mengalirkan air dingin di dalam pipa yang dibenamkan dalam daerah perakaran. Sistem pendinginan zona perakaran sudah dikembangkan sejak beberapa dekade untuk meminimalkan penggunaan energi dalam pendinginan rumah tanaman pada kawasan tropika. Salah satu variabel yang cukup penting dalam mendesain sistem pendinginan terbatas adalah menentukan jarak antar pipa untuk mengalirkan air pendingin. Oleh karena itu, penentuan jarak antar pipa pendingin tersebut membutuhkan sebaran suhu di daerah perakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran suhu di daerah perakaran, melakukan simulasi suhu daerah perakaran menggunakan computational fluid dynamics (CFD), dan melakukan validasi hasil simulasi sebaran suhu daerah perakaran, serta untuk mengetahui pengaruh pendinginan daerah perakaran pada pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai. Media tanam yang digunakan untuk budidaya tanaman cabai keriting Yuni-IPB merupakan campuran dari arang sekam dan cocopeat. Sistem irigasi tetes digunakan untuk pemberian air dan larutan nutrisi bagi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran suhu daerah perakaran secara horizontal ternyata seragam pada waktu siang maupun malam hari. Data sebaran suhu daerah perakaran yang seragam secara vertikal juga diperoleh pada waktu malam hari. Sebaran suhu daerah perakaran secara vertikal pada siang hari ternyata cukup bervariasi. Validasi menunjukkan bahwa sebaran suhu daerah perakaran dapat diprediksi dengan baik menggunakan computational fluid dynamics. Oleh karena itu, suhu daerah perakaran hasil prediksi dapat digunakan untuk menentukan jarak antar pipa pendingin untuk budidaya tanaman cabai secara hidroponik di dalam rumah tanaman. Suhu daerah perakaran yang didinginkan (perlakuan CH) 14.1-26.9 ˚C dan suhu rata-rata media tanam yang tidak didinginkan 24.8-34.2 ˚C (perlakuan NC). Suhu udara rata-rata di dalam rumah tanaman adalah 29.4 ˚C pada siang hari dan 24.7 ˚C pada malam hari. Perlakuan CH menghasilkan bobot buah per tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan NC. Bobot buah per tanaman sebesar 873.6 g dan 546.0 g, untuk CH dan NC berturut-turut. Ukuran buah pun pada perlakuan CH menghasilkan buah yang lebih panjang dan lebih berat dari pada perlakuan NC.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultural Machinesid
dc.subject.ddcRoot Zone Coolingid
dc.subject.ddc2015id
dc.titleSistem Pendinginan Zona Perakaran untuk Budidaya Cabai Keriting Secara Hidroponik di dalam Rumah Tanaman Kawasan Tropikaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCapsicum annuum L.id
dc.subject.keywordcomputational fluid dynamicsid
dc.subject.keywordpendinginan daerah perakaranid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record