dc.description.abstract | Sebagai produk yang dihasilkan oleh alam, kualitas minyak sawit yang
menjadi bahan baku pada industri minyak goreng memiliki rentang variasi yang
besar. Kondisi tersebut menyebabkan konsentrasi beta-karoten berpotensi
berbeda-beda antara satu batch proses dengan batch proses lainnya. Proses
pemucatan pada industri minyak goreng juga berpotensi memiliki target durasi
proses yang berbeda-beda antara satu periode dengan periode lainnya demi
menyesuaikan jumlah pasokan bahan baku dan permintaan produk. Perubahanperubahan
tersebut menyebabkan suhu, dosis bentonit, dan jenis bentonit yang
diperlukan oleh proses juga menjadi berbeda-beda antara satu batch proses
pemucatan dengan batch lainnya, atau antara satu periode dengan periode lainnya.
Saat perubahan-perubahan itu terjadi, kesalahan pemilihan suhu, dosis bentonit,
dan jenis bentonit akan menyebabkan proses menjadi tidak terkendali dan
berpotensi gagal dan tidak efisien. Maka diperlukan model yang dapat
memprediksi suhu, dosis bentonit, dan jenis bentonit yang harus digunakan pada
proses pemucatan sehingga proses pemucatan tetap terkendali.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan model kinetika yang paling tepat
untuk menganalisis proses pemucatan minyak sawit, mendapatkan fungsi
matematika penduga nilai parameter kinetika sebagai fungsi dari faktor
konsentrasi-betakaroten, suhu, dosis, dan jenis bentonit, dan membuat model
pengendalian proses pemucatan pada skala industri. Pada penelitian ini, proses
pemucatan dengan skala laboratorium dilakukan pada 35 kondisi hasil kombinasi
4 faktor. Faktor tersebut adalah jenis bentonit (bentonit dengan luas permukaan
190, 225, 275 m2/g), konsentrasi beta-karoten pada bahan baku minyak sawit
(300-500 ppm), suhu proses (50-110 oC) dosis bentonit (0.5-2 %). Data percobaan
dianalisis dengan model kinetika pseudo-first order, pseudo-second order, intraparticle
diffsusion, dan Elovich equation. Hasil penelitian menunjukan bahwa
hanya model pseudo-second order yang mampu mendeskripsikan data percobaan
dengan baik pada semua kombinasi faktor. Analisis data dari model pseudosecond
order dengan Response Surface Method berhasil mendapatkan fungsi
matematika penduga parameter-parameter kinetika pseudo-second order yang
valid. Parameter-parameter kinetika yang didapatkan dari fungsi matematika
tersebut berhasil digunakan untuk menduga suhu, dosis bentonit, dan jenis
bentonit pada proses pemucatan yang dapat menghasilkan warna minyak sesuai
target. Model matematika penggandaan skala dan model matematika satuan
proses berhasil digunakan sebagai penduga biaya proses. Model matematika
optimasi dengan fungsi tujuan meminimalkan biaya proses mampu
mengendalikan proses pemucatan dengan menghasilkan suhu, dosis bentonit, dan
jenis bentonit yang harus digunakan saat kualitas pasokan bahan baku minyak
sawit, dan target proses berubah-ubah. | id |