Karakter Biologi dan Eksplorasi Golongan Senyawa Bioaktif pada Mimi (Carsinoscorpius rotundicauda, Latreille 1802) di Sekitar Selat Madura
View/ Open
Date
2018Author
Asih, Eka Nurrahema Ning
Kawaroe, Mujizat
Bengen, Dietriech Geoffrey
Metadata
Show full item recordAbstract
C. rotundicauda memiliki potensi besar dalam aspek farmasi yaitu bahan
bioaktif dan antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji potensi pemanfaatan
mimi dengan mengungkap kondisi ekologi dan biologi mimi (karakteristik
lingkungan, kepadatan populasi, pola pertumbuhan), kandungan senyawa bioaktif
serta bioaktivitas plasma C. rotundicauda terhadap bakteri dari perairan Selat
Madura. Hal ini penting dilakukan untuk mendapatkan informasi potensi
pemanfaatan mimi di lokasi penelitian karena spesies ini dianggap hama, tidak
memiliki nilai jual, dan belum memiliki legalitas perlindungan hukum di Indonesia.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 - Januari 2017. Pengukuran
kondisi ekologi perairan dilakukan langsung pada 3 lokasi yang ditentukan secara
acak yaitu perairan Sumenep, Bangkalan dan Probolinggo. Metode transek sabuk
digunakan untuk mengukur kepadatan populasi C. rotundicauda. Mimi yang
tertangkap diukur karakter morfologi dan ditimbang beratnya untuk mengetahui
pola pertumbuhan mimi (Effendie 1997). Eksplorasi golongan senyawa bioaktif C.
rotundicauda diamati dengan menguji kandungan golongan senyawa bioaktif pada
daging mimi menggunakan metode Harborne (1996) di Laboratorium CV Vicomas
Internasional, sedangkan pengujian daya hambat bakteri dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi FMIPA IPB dengan cara melihat zona bening yang dihasilkan oleh
plasma mimi pada cawan berisi bakteri dengan pengulangan 3 kali (triplo).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik lingkungan perairan lokasi
penelitian tergolong layak untuk kehidupan C. rotundicauda saat larva trilobite
maupun dewasa. Kisaran nilai parameter kualitas perairan pada ke tiga stasiun yaitu
oksigen terlarut 6,4-7,8 mg/l, suhu 31,5-32,2oC, salinitas 30-31 psu, pH 7,8-8,3,
kecepatan arus 0,06-0,33 ms-1 dan bahan organik 0,55- 32,51%. Perairan Sumenep
didominasi sedimen debu, sedangkan perairan Bangkalan dan Probolinggo
didominasi sedimen pasir. Kepadatan populasi mimi tertinggi terdapat di perairan
Sumenep sebesar 202 ind/600m2, sedangkan kepadatan terendah terdapat di
perairan Probolinggo sebesar 61 ind/600m2. Mimi betina memiliki pola
pertumbuhan yang sama pada semua lokasi yaitu alometrik positif dengan nilai b>3
dan Kn >1, artinya mimi betina montok. Kandungan rata-rata golongan senyawa
bioaktif C. rotundicauda tinggi adalah mimi dari perairan Bangkalan dengan kadar
monoterpenoid 18,33 ppm dan zoosterol 22,67 ppm. Kandungan golongan senyawa
yang kecil adalah mimi dari perairan Probolinggo yaitu kadar monoterpenoid 13,67
ppm dan zoosterol 17,33 ppm. Ekstrak plasma mimi terbagi menjadi 2 fraksi yaitu
plasma biru terang sebanyak 10 ml dan plasma biru gelap sebanyak 25 ml. Kedua
ekstrak plasma menghasilkan zona hambat bakteri gram positif (S. aureus dan
Bacillus) tertinggi yaitu mimi dari Bangkalan, sedangkan zona hambat bakteri gram
negatif (V. harveyi dan E. coli) tertinggi berasal dari Sumenep. Zona hambat bakteri
gram negatif dan gram positif terendah terdapat pada mimi asal Probolinggo.
Collections
- MT - Fisheries [2893]