dc.description.abstract | Tingkat kematangan buah salak ditentukan secara subyektif menggunakan panca indera yang menimbulkan mutu beragam. Diperlukan metode lain yang bersifat lebih obyektif dan non-destruktif, salah satunya dengan metode ultrasonik. Penelitian ini bertujuan mengkaji metode ultrasonik untuk menentukan tingkat kematangan salak. Salak yang digunakan adalah salak pondoh dan salak Bali dengan tiga tingkat kematangan (mentah, matang, lewat matang). Sampel diukur karakteristik gelombang ultrasonik menggunakan sistem pengukuran gelombang ultrasonik dengan frekuensi 50 kHz dan diikuti pengukuran sifat fisiko-kimia. Kemudian hubungan parameter ultrasonik dengan sifat fisiko-kimia salak dianalisis untuk pembuatan model penentuan tingkat kematangan berdasarkan parameter ultrasonik. Hasil penelitian menunjukkan kecepatan gelombang ultrasonik salak pondoh pada tiga tingkat kematangan adalah 257.23 m/s, 249.50 m/s, dan 239.62 m/s, sedangkan pada salak Bali adalah 255.50 m/s, 247.17 m/s, dan 233.84 m/s. Koefisien atenuasi salak pondoh pada tiga tingkat kematangan adalah 30.74 dB/m, 34.81 dB/m, dan 37.91 dB/m, sedangkan pada salak Bali 24.84 dB/m, 29.49 dB/m, dan 32.48 dB/m. Semakin tua tingkat kematangan salak maka kecepatan gelombang ultrasonik akan semakin menurun, sebaliknya koefisien atenuasi semakin meningkat. Kecepatan gelombang ultrasonik memiliki hubungan yang signifikan dengan total asam (r = 0.70) pada salak pondoh, sedangkan pada salak Bali tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik ultrasonik dengan sifat fisiko-kimia. Ketepatan pengelompokkan tingkat kematangan salak pondoh sebesar 76.9%, sedangkan salak Bali sebesar 82.1% berdasarkan kecepatan gelombang ultrasonik. | id |