Penyimpanan dan Pematangan Buatan Pisang Barangan dengan Metode Pentahapan Suhu
Abstract
Pisang Barangan memiliki potensi ekspor namun, penanganan pasca panen
pisang Barangan masih belum baik yang menyebabkan umur simpan pisang
Barangan terbatas. Maka, perlu dilakukan penyimpanan dingin suhu 13oC selama
10 hari (S1) dan 20 hari (S2) untuk memperpanjang masa simpan serta dilakukan
pematangan buatan yaitu pemeraman dengan pentahapan suhu (P2) dan
pemeraman tanpa pentahapan suhu (P1). Penelitian ini bertujuan menentukan
lama simpan dan mengkaji metode pemeraman pentahapan suhu terhadap mutu
pisang Barangan. Selama penyimpanan mutu pisang (laju respirasi, kekerasan,
total padatan terlarut, susut bobot, edible part, vitamin C dan warna) diukur setiap
5 hari. Pasca penyimpanan (pemeraman) mutu pisang diukur setiap 2 hari.
Penyimpanan S2 lebih baik dibanding penyimpanan S1 dimana buah lebih lunak,
nilai edible part adalah 72.01±0.03 % dan nilai total padatan terlarut (TPT) adalah
26.85±0.69 oBrix. Sedangkan nilai vitamin C dan susut bobot, Penyimpanan S1
lebih baik dibanding penyimpanan S2 masing – masing yaitu 3.05±0.89 mg/100g
bahan dan 6.18±0.56 %. Pemeraman dengan pentahapan suhu lebih baik
dibanding pemeraman tanpa pentahapan suhu untuk parameter mutu kekerasan
lebih lunak (0.83±0.08 kgf), edible part (72.01±0.03 %), TPT (26.85±0.69 oBrix),
susut bobot dan warna (53.13±5.75). Pisang Barangan pada penyimpanan S2
dengan pemeraman P1 paling cepat mencapai puncak klimakterik yaitu pada jam
ke-33.