Show simple item record

dc.contributor.advisorDewanti-Hariyadi, Ratih
dc.contributor.authorTohyeng, Nawawee
dc.date.accessioned2018-04-18T08:15:19Z
dc.date.available2018-04-18T08:15:19Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91598
dc.description.abstractPengendalian jumlah mikroba pada pangan sangat penting untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan serta memperpanjang umur simpan. Asia Tenggara kaya akan rempah-rempah yang memiliki kemampuan aktivitas penghambatan mikroba pada pangan salah satunya adalah kunyit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ekstrak kunyit yang diperoleh dengan berbagai jenis pelarut serta aplikasinya dalam penghambatan pertumbuhan mikroorganisme selama penyimpanan tahu pada suhu ruang. Kunyit (Curcuma longa L.) diekstrak dengan tiga pelarut yakni metanol (MeOH), etanol (EtOH) atau isopropanol (IPA) dengan cara maserasi dan pelarut diuapkan dengan rotary evaporator. Karakteristik ekstrak yang diuji meliputi kadar kurkuminoid, spektra UV-VIS dengan spektrofotometer dan spektra infra merah (IR) dengan Fourier transform infrared spectrometer (FTIR). Ekstrak kunyit dalam air diaplikasikan untuk perendaman tahu dengan atau tanpa pemanasan. E. coli dan S. aureus ditambahkan sedemikian sehingga konsentrasi awal 103 CFU/g untuk mengetahui kemampuan ekstrak dalam menghambat bakteri indikator dan patogen tersebut. Total mikroba, E. coli dan S. aureus diuji pada tahu selama penyimpanan 72 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak MeOH kunyit memiliki rendemen dan kadar kurkuminoid tertinggi berturut-turut 21,24% terhadap berat bubuk kunyit kering dan 262,4 mg/g ekstrak, sedangkan ekstrak IPA kunyit memiliki rendemen dan kadar kurkuminoid terendah berturut-turut sebesar 12,75% dan 251,7 mg/g. Pengamatan melalui spektra UV-VIS dan FTIR menunjukkan bahwa ketiga ekstrak kunyit mempunyai komponen yang sama karena memiliki profil spektra yang sama khususnya pada panjang gelombang 200 - 600 nm pada spektra UV-VIS dan bilangan gelombang di daerah 1650 – 400 cm-1 pada spektra IR tetapi intensitas beberapa peaknya berbeda. Hal ini selaras dengan hasil analisis kurkuminoid dengan HPLC dimana komponen kurkuminoid yang sama terdeteksi pada semua ekstrak, tetapi konsentrasi individu komponennya berbeda. Ketiga ekstrak kunyit diaplikasikan dalam air untuk perendaman tahu dapat menurunkan jumlah total mikroba sebanyak 2 log pada penyimpanan 72 jam. Tahu yang dipanaskan untuk mengurangi jumlah mikroba awal, namun ekstrak kunyit hanya menguranginya sebesar 1 log. Aplikasi ekstrak kunyit dalam tahu dapat mengurangi E. coli dan S. aureus masing-masing 4 log pada penyimpanan 72 jam pada suhu ruang. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa ekstrak kunyit dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan tahu selama penyimpanan pada suhu ruang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood Scienceid
dc.subject.ddcTofu storageid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleAplikasi Ekstrak Kunyit (Curcuma longa Linn.) untuk Pengendalian Pertumbuhan Mikroba pada Tahu Selama Penyimpananid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordE. coliid
dc.subject.keywordekstrak kunyitid
dc.subject.keywordkurkuminoidid
dc.subject.keywordS. aureusid
dc.subject.keywordtahuid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record