Strategi Konservasi Sumberdaya Air dalam Rangka Pencegahan Banjir pada Kawasan Perkotaan (Studi Kasus di Kota Kendari).
View/ Open
Date
2018Author
Gandri, La
Purwanto, M Yanuar J
Sulistyantara, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Banjir di wilayah perkotaan merupakan bencana yang sering terjadi di
Indonesia termasuk Kota Kendari. Pesatnya laju urbanisasi dan tidak efektifnya
penerapan aturan pengendalian perkembangan kota mengakibatkan terjadinya
masalah lingkungan.Melonjaknya kebutuhan terhadap lahanyang mendorong
terjadinya konversi lahan yang sebelumnya bervegetasi menjadi lahan-lahan yang
kedap air merupakan kondisi yang tidak terhindarkan. Perluasan kawasan Kota
Kendari mendorong percepatan ekspansi ruang terbangun secara tak terkendali
dan berkurangnya kawasan hutan yang cepat. Berdasarkan data historis kejadian
banjir, Kota Kendari telah menjadi daerah langganan banjir. Kejadian banjir
dengan kerugian terbesar terjadi pada tahun 2013 dimana kerugian ekonomi
mencapaiangka miliaran rupiah.Aspek yang sangat penting dalam upaya memutus
terjadinya banjir berkepanjangan di Kota Kendari adalah tersedianya peta tingkat
bahaya banjir sehingga dapat dijadikan dasar untuk menentukan prioritas strategi
konservasi sumberdaya air yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan karakteristik kriteria pembentuk banjir, mengetahui sebaran bahaya
banjir serta menentukan alternatif terbaik strategi konservasi sumberdaya air
dalam rangka pencegahan banjir di Kota Kendari.
Penentuan tingkat bahaya banjir di Kota Kendari menggunakan model
MAFF-Japan melalui analisis spasial (overlay) dengan sistem skoring dan
pembobotan dari 6 parameter yang digunakan, yaitu: penggunaan lahan, curah
hujan, kelerengan, bentuk lahan, tanah dan geologi. Selanjutnya dalam penentuan
alternatif terbaik konservasi sumberdaya air dilakukan dengan pendekatan analisis
hirarki proses yaitu dengan merinci isu penting ke dalam komponen-komponen
penting, kemudian mengatur komponen tersebut ke dalam sebuah hirarki. Untuk
mendukung suatu upaya konservasi sumberdaya air, perlu diidentifikasi faktorfaktor
penyebab banjir sehingga dapat dirumuskan sebuah program tindakan
konservasi sumberdaya air yang efektif dalam mengurangi serta mencegah banjir.
Penggunaan lahan serta kelerengan merupakan dua faktor penting dalam suatu
kejadian banjir serta merupakan input utama dalam membangun model bahaya
banjir.
Hasil analisis terhadap tingkat bahaya banjir MAFF-Japan menggunakan
skor awal menunjukkan bahwa Kota Kendari terdiri dari wilayah yang rawan
banjir sebesar 13,62%, wilayah berpotensi banjir sebesar 52,43%, dan wilayah
aman 33,95 %. Hasil validasi lapangan dan kesesuaian dengan peta banjir yang
disusun oleh BAPPEDA, menunjukkan bahwa peta hasil analisis tingkat bahaya
dengan model MAFF-Japan memiliki akurasi yang cukup tinggi.
Prioritas utama dalam konservasi sumberdaya air dalam rangka pencegahan
banjir di Kota Kendari berdasarkan penilaian AHP adalah dengan melakukan
reboisasi. Alternatif Konservasi sumberdaya air berdasarkan kriteria penggunaan
lahan dan kelerengan yaitu dengan melakukan reboisasi sebagai prioritas utama
pada kawasan hutan dan disusul oleh RTH. Pada padang rumput/alang-alang,
RTH menjadi prioritas disusul oleh reboisasi, pada lahan semak belukar,
situ/kolam resapan menjadi prioritas yang disusul oleh RTH, pada kebun
campuran, embung lebih prioritas disusul oleh reboisasi, pada lahan Kantor
Gubernur dan Kampus UHO, LRB lebih prioritas yang disusul oleh pembuatan
sumur resapan, pada permukiman RTH menjadi prioritas yang disusul olehsumur
resapan, pada sawah embung lebih prioritas yang disusul oleh situ/kola resapan
serta sumur resapan, pada lahan tambak RTH lebih prioritas yang disusul oleh
terasering, pada tegalan/ladang LRB lebih prioritas disusul oleh embung, pada
hutan mangrove reboisasi menjadi prioritas yang disusul oleh RTH, pada jalan
green street lebih prioritas yang disusul oleh parit resapan dan RTH, pada lereng
0-2%, LBR lebih prioritas yang diikuti oleh pembuatan parit resapan, pada lereng
2-15% LRB lebih prioritas yang disusul oleh sumur resapan dan lereng 15-40%
dan >40% reboisasi lebih prioritas dan disusul oleh terasering.
Hasil analisis tingkat bahaya banjir berdasarkan model simulasi I dengan
menerapkan alternatif prioritas konservasi sumberdaya air menunjukkan bahwa
luas wilayah dengan zona aman meningkat menjadi 87,96% wilayah dengan zona
potensi banjir dan zona rawan banjir turun menjadi 11,83% dan 0,21%.
Sedangkan hasil analisis tingkat bahaya banjir berdasarkan model simulasi II
dengan menerapkan dua alternatif konservasi sumberdaya air bahwa luas wilayah
dengan zona aman meningkat menjadi 99,2%, wilayah dengan zona potensi banjir
dan zona rawan banjir turun menjadi 0,8% dan 0%. Berdasarkan kedua simulasi
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa model simulasi II yaitu dengan
menerapkan dua alternatif konservasi sumberdaya air dipandang lebih baik dalam
rangka mencegah banjir di Kota Kendari