dc.contributor.advisor | Hambali, Erliza | |
dc.contributor.advisor | Dadang | |
dc.contributor.author | Yusriah | |
dc.date.accessioned | 2018-04-18T07:41:08Z | |
dc.date.available | 2018-04-18T07:41:08Z | |
dc.date.issued | 2017 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91526 | |
dc.description.abstract | Serangan Spodoptera litura pada tanaman kedelai dapat menurunkan
produksi tiap tahunnya. Kehilangan hasil panen akibat serangan hama ini bahkan
dapat mengganggu ketersediaan kedelai bagi konsumen jika tidak dilakukan
upaya pengendalian. Penggunaan insektisida nabati merupakan alternatif
pengendalian yang efektif, efisien dan aman dibandingkan dengan penggunaan
insektisida sintetik. Insektisida nabati dihasilkan dari campuran senyawa aktif
yang berasal dari senyawa tumbuhan dan bahan lainnya. Salah satu tumbuhan
yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama Spodoptera litura adalah
mimba (Azadirachta indica).
Azadirakhtin paling banyak terdapat dalam biji mimba. Penggunaan
insektisida nabati umumnya kurang efektif karena formulasinya masih sangat
sederhana sehingga diperlukan bahan aditif (tambahan) seperti surfaktan yang
memiliki fungsi sebagai pendispersi dan perata bahan aktif sekaligus perekat yang
umumnya digunakan pada pestisida sintetik. Suryani et al. (2012) menyatakan
bahwa surfaktan DEA memiliki nilai tegangan permukaan yang paling rendah
(20.97 dyne/cm) untuk digunakan pada industri insektisida dibandingkan
surfaktan yang lain.
Tujuan umum penelitian adalah menghasilkan formulasi pestisida nabati
dari minyak bungkil mimba dengan surfaktan DEA. Tujuan khusus penelitian ini
menghasilkan minyak dari bungkil mimba dengan salah satu metode ekstraksi,
mendapatkan formulasi antara minyak bungkil mimba dengan penambahan
surfaktan DEA dan mendapatkan hasil uji efektivitas formulasi pada ulat grayak
(S. Litura).
Penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu mengektraksi minyak dari
bungkil biji mimba dan memformulasikan insektisida nabati. Ektraksi minyak
bungkil mimba dilakukan dengan metode maserasi dengan mendapatkan
perbandingan terbaik [1:4 (w/v)] antara serbuk bungkil biji mimba dengan pelarut
(n-heksan). Selanjutnya minyak yang dihasilkan dari metode maserasi diukur
konsentrasinya dalam surfaktan DEA dengan menggunakan metode critical
micelle concentration (CMC). Kemudian ditambahkan pelarut solvesso karena
minyak bersifat beku. Setelah mendapatkan formulasi insektisida nabati,
kemudian dilakukan uji formulasi pada skala laboratorium.
Dari hasil penelitian, rasio terbaik yang didapat antara minyak bungkil biji
mimba dan n-heksan adalah 1:4 (w/v). Penentuan surfaktan DEA terbaik dengan
metode critical micelle concentration (CMC) dalam minyak bungkil mimba
didapatkan 8%. Formulasi insektisida nabati yang mengandung surfaktan DEA
8%, 46% minyak bungkil mimba dan 46% solvesso dalam 30g formulasi
5
menghasilkan parameter tegangan permukaan (38.85±0.64 dyne/cm), sudut
kontak (12.74±0.370), dan ukuran droplet (4.36±0.18 μm). Hasil uji efektivitas
formulasi insektisida nabati pada skala laboratorium dengan konsentrasi 10 dan 50
ml/l belum menunjukkan efektivitas yang tinggi. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | Bogor Agricultural University (IPB) | id |
dc.subject.ddc | Agroindustria; Technology | id |
dc.subject.ddc | Neem cake oil | id |
dc.subject.ddc | 2016 | id |
dc.subject.ddc | Bogor-JABAR | id |
dc.title | Formulasi Minyak Bungkil Mimba dengan Surfaktan DEA untuk Pengendalian Spodoptera litura pada Tanaman Kedelai | id |
dc.type | Thesis | id |
dc.subject.keyword | Azadirachta indica | id |
dc.subject.keyword | insektisida nabati | id |
dc.subject.keyword | minyak bungkil biji mimba | id |
dc.subject.keyword | Spodoptera litura | id |
dc.subject.keyword | surfaktan DEA | id |